JAKARTA [BN NASIONAL] – Fadli Rahman, Direktur Perencanaan Strategis & Pengembangan Bisnis Pertamina New Renewable Energy (NRE), mengungkapkan bahwa baterai motor listrik yang diimpor dari China untuk Indonesia memiliki umur hanya satu tahun.
“Meskipun klaim dari China mencapai tiga hingga empat tahun, kenyataannya baterai ini hanya bertahan satu tahun. Kerusakannya bervariasi, kami berharap bisa mencapai umur lima tahun seperti di beberapa negara lain, dan saat ini kami masih dalam tahap pembelajaran,” kata Fadli dalam acara peluncuran riset “The Rise of Indonesia’s E-Motorcycle” di Jakarta, Selasa (12/9/2023).
Fadli juga mendorong pentingnya standarisasi baterai motor listrik dan menyatakan bahwa Indonesia Battery Corporation (IBC) saat ini sedang berupaya untuk merealisasikannya.
“Saat ini IBC mencoba menyatukan sepeda motor dua roda agar dapat menggunakan satu jenis baterai, dan proses ini dimulai dari konektor,” tambahnya.
Staf Khusus Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bidang Percepatan Pengembangan Industri Sektor ESDM, Agus Tjahajana Wirakusumah, mengungkapkan masalah serupa, di mana baterai yang menggunakan teknologi lead acid hanya memiliki umur satu hingga dua tahun.
“Generasi pertama motor listrik kami hanya bertahan satu tahun, beberapa bahkan dua tahun. Semakin lama, semakin baik,” kata Agus.
Salah satu alasan umur pendek baterai motor listrik adalah karena adanya modifikasi oleh orang awam yang kurang menguasai teknologi.
“Di Indonesia, banyak orang yang suka melakukan modifikasi dan mengklaim bahwa mereka bisa membuat baterai, ini berbahaya karena mereka belum menguasai teknologinya. Hal ini berbeda dengan perusahaan besar yang telah melakukan penelitian dan pengembangan,” jelas Agus.
Agus menambahkan bahwa yang paling penting saat ini adalah menetapkan standarisasi baterai untuk memastikan keamanan yang baik.
“Keamanan baterai harus diutamakan, standar keamanan baterai adalah hal yang paling penting. Siapa pun yang membuat baterai, standarnya harus sesuai, mulai dari tegangan dan voltase,” tandasnya.**
Laporan: Louis B. Yulian
Editor: Mahmud Marhaba