JAKARTA, BN NASIONAL
Bagi Prabowo Subianto, kedekatan dengan Nahdlatul Ulama (NU) sudah terjalin sejak masa mudanya sebagai prajurit. Saat itu, kedekatan dengan para kiai dan ajaran NU menjadi semacam pelita di tengah profesi yang seringkali berhadapan dengan maut.
“Jadi, kalau orang menghadapi maut itu yang dicari kiai. Jadi, tidak usah aneh kenapa saya merasa dekat sama NU,” ujar Presiden RI terpilih ini saat berkunjung ke Kantor Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Jakarta, Minggu (23/4).
Prabowo menuturkan, saat bertugas di Jawa Barat dulu, dirinya kerap bertemu dengan kiai-kiai yang berafiliasi dengan NU. Ia mengatakan, bagi prajurit dan aparat keamanan, mencari kiai dan pendeta merupakan hal yang lumrah saat menghadapi bahaya.
“Kita ini profesinya selalu menghadapi bahaya, tiap hari menghadapi bahaya, makanya tidak aneh kalau polisi dan tentara itu selalu yang dicari kiai. Yang Kristen paling yang dicari pendeta dan pastor karena kita tidak tahu mungkin ini saat-saat terakhir kita di dunia ini,” kisahnya d ikuitp dari antaranews.com.
Namun, mantan Menteri Pertahanan itu berkelakar, para prajurit itu tidak lagi mencari kiai begitu selesai menunaikan tugas. “Begitu kita pulang tugas, selamat, nah yang dikunjungi bukan kiai dulu. Jadi, inilah fenomena kalau menghadapi saat kritis yang dicari NU, kiai-kiai dicari,” jelasnya dengan nada bercanda.
Meski begitu, Prabowo mengaku masih menanggung “utang” untuk mengunjungi sejumlah pondok pesantren yang merestui dirinya bersama Wakil Presiden terpilih Gibran Rakabuming Raka untuk maju di Pilpres 2024 lalu. “Saya minta maaf, saya tidak akan lupa. Jadi, saya masih utang. Saya ingat utang itu enggak bisa dilupakan,” ujarnya.*[]