JAKARTA, BN NASIONAL
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Suharso Monoarfa menyinggung soal bahaya greenflation dalam perjalanan menunju Indonesia Emas 2045.
D ipaparkan Soeharso, visi Indonesia emas yang memiliki keterkaitan dengan hari ini adalah teknologi inovasi, kualitas ekonomi, penerapan ekonomi hijau, berketahanan energi, dan yang paling penting adalah kemandiran pangan.
“Untuk mencapai Indonesia Emas 2045 itu, kalau dari sisi energi banyak akan terjadi pembentukan permintaan yang saya kira luar biasa sekali. Konsumsi energi itu akan melipat 4-5 kali,” kata Soeharso dalam sambutannya saat acara Penandatanganan MoU dan PKS Kementerian PPN/Bappenas-PT Pertamina (Persero) di Gedung Bappenas, Senin (10/6/2024).
Menurutnya, cara bisnis seperti biasa sudah tidak dapat lagi d ilakukan, mengingat pemerintah memiliki target Net Zero Emission (NZE) pada 2060. Namun, pemilihan green economy juga harus memperhatikan greenflation agar tidak terjadi inflasi.
“Kita pada saat yang sama juga ingin mencapai net zero emission. Pilihannya green economy, tapi kalau green economy salah pilih, nanti munculnya green inflation. Kan juga tidak bagus juga,” jelasnya.
Dalam perjalanan menuju Indonesia Emas 2045, sirkular ekonomi juga memberikan dampak dengan melakukan dekarbonisasi. Soeharso menyebut, jika hal tersebu dilakukan maka pertumbuhan ekonomi bisa mencapai 7 persen.
“Keperluan energi ini tidak bisa hanya dengan cara yang sudah-sudah, tetapi dengan cara-cara yang bersama, dengan itu kita punya concern terhadap triple energy crisis,” ujar Soeharso.**