Akselerasi Eksplorasi Migas, Kementerian ESDM Pangkas Ratusan Perizinan

News1 Dilihat

JAKARTA, BN NASIONAL – Pemerintah terus mendorong peningkatan produksi minyak nasional untuk mengurangi ketergantungan pada impor serta mencapai kedaulatan energi.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menyatakan bahwa pemerintah telah memangkas jumlah izin eksplorasi migas secara drastis, dari 320 izin menjadi hanya 140 izin. Langkah ini bertujuan untuk menarik lebih banyak investor dan mempercepat eksplorasi migas di Indonesia.

“Sejak produksi di Banyu Urip meningkat pada 2008, mencapai 800-900 ribu barel per hari, produksi minyak kita terus mengalami penurunan. Saat ini, produksi hanya sekitar 600 ribu barel per hari, sementara konsumsi kita mencapai 1,6 juta barel per hari. Akibatnya, kita harus mengimpor 900 ribu hingga 1 juta barel per hari,” ujar Bahlil dalam acara Relawan Pengusaha Muda Nasional (Repnas) National Conference & Awarding Night di Jakarta, Senin (14/10/2024).

Bahlil menekankan bahwa situasi ini sangat berbeda dibandingkan masa lalu, ketika Indonesia masih menjadi negara pengekspor minyak.

“Jika kita tidak mampu meningkatkan lifting, maka kita tidak bisa bermimpi untuk mencapai kedaulatan energi,” tegasnya.

Untuk mengatasi hal ini, pemerintah berencana mengoptimalkan produksi dari sumur-sumur minyak yang ada, termasuk 16.990 sumur idle (tidak aktif), di mana sekitar 5.000 sumur dapat diaktifkan kembali guna menambah produksi.

“Kita harus menyelesaikan masalah ini. Dengan mengoptimalkan sumur-sumur yang ada maupun sumur idle, lifting minyak bisa ditingkatkan. Jika tidak ada langkah konkret, penurunan produksi bisa mencapai 7-15% per tahun,” jelas Bahlil.

Dari total 44.900 sumur migas yang ada, hanya 16.990 yang idle. Setelah dilakukan analisis, terdapat sekitar 5.000 sumur yang dapat diaktifkan kembali untuk mendukung peningkatan produksi minyak nasional.

Selain itu, teknologi Enhanced Oil Recovery (EOR) akan digunakan oleh PT Pertamina dan Exxon Mobil Oil Cepu, yang merupakan produsen migas terbesar di Indonesia, untuk meningkatkan hasil produksi migas dari sumur yang ada.

Bahlil juga menyoroti potensi besar wilayah Indonesia Timur sebagai target eksplorasi cadangan migas baru. “Kita harus fokus melakukan eksplorasi di wilayah Indonesia Timur. Kami akan terus memangkas berbagai regulasi yang menghambat proses akselerasi eksplorasi, dari 320 izin saat ini tinggal 140 izin, dan kita akan terus mempersingkat proses perizinan agar lebih cepat dan menarik bagi investor,” pungkas Bahlil.