Bahlil Tantang Bank Dunia Suntik Dana untuk Pensiun PLTU

News116 Dilihat

JAKARTA, BN NASIONAL – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menantang bank dunia memberikan suntikan dana untuk melakukan pensiun dini Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) batubara.

Bahlil menyebut, besok pun dirinya bisa melakukan pensiun dini PLTU batubara, asalkan ada pendonor yang mau membiayainya.

“Udahlah negara ini lagi butuh uang. Mau pensiun (PLTU) boleh besok pagi saya pensiunkan oke. Tapi ada enggak dana donor yang mau biayai, yuk kasih dong,” kata Bahlil saat Konferensi Pers RUPTL 2025-2034 di Kementerian ESDM, Senin (26/5/2025).

Ia juga mengatakan, apabila ada bank dunia yang mau memberikan suntikan dana dengan bunga yang rendah sehingga dapat memudahkan perusahaan.

“Bank-bank dunia yang berasa mau kasih duit di Indonesia, Kasih sini. Kasih uang bunga murah saya pensiunkan. Jangan minta pensiun uangnya enggak dikasih, kasih bunga mahal, teknologi mahal,” jelas Bahlil.

Baca juga  Terinspirasi oleh Parasit: Insinyur Harvard Mengungkapkan Perangkat Generasi Berikutnya yang Dapat Ditelan untuk Penginderaan Biomedis Tingkat Lanjut

Selain itu, dengan mahalnya biaya pensiun dini akan menjadi beban negara dan masyarakat, sehingga hal tersebut tidak bisa dilakukan tanpa adanya suntikan dana dari pihak lain dengan bunga yang murah.

“Yang jadi beban siapa, Masa saya membebankan rakyat saya, masa harus membebankan kepada negara untuk subsidi atau masa harus kurangi profitnya PLN. Yang benar aja,” ujar Bahlil.

Salah satu skema yang akan digunakan untuk pensiun dini PLTU dengan menggunakan Just Energy Transition Partnership (JETP) yang merupakan komitmen dari negara-negara maju yang tergabung dalam International Partners Group (IPG) untuk menyalurkan pendanaan bagi transisi energi di Indonesia.

Pada November 2023 lalu, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) bersama Sekretariat Just Energy Transition Partnership (JETP) resmi meluncurkan Comprehensive Inevstment and Policy Plan (CIPP) yang merupakan tindak lanjut dari G20 di Bali pada November 2022.