Berkat Dunia, PT Timah Raup Cuan di Semester I 2024

News15 Dilihat

JAKARTA, BN NASIONAL – PT Timah Tbk (TINS) akhirnya berhasil keluar dari keterpurukan berkat kenakan harga logam timah dunia pada semester I 2024.

Laba bersih TINS pada semester I 2024 meningkat menjadi Rp434,48 miliar dari semester I 2023 sebesar Rp16,275 miliar.

Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko TINS Fina Eliani menjelaskan, harga logam timah di London Metal Exchange (LME) melonjak di semester I 2024 dan ditutup di harga US$ 33.000 per metrik ton pada akhir Juni 2024.

“Seiring berjalannya perbaikan tata kelolla pertambangan dan niaga timah Indonesia, peningkatan produksi bijih timah, membaiknya harga jual rerata logam timah serta efisiensi yang dijalankan perseroan pada semester I 2024 jiika dibandingkan tahun sebelumnya berdampak positif pada kinerja keuangan perseroan sehingga perseroan mencatatkan kenaikan laba bersih yang cukup signifikan di semester I 2024,” jelas Fina dalam keterangan tertulisnya, Kamis (1/8/2024).

Baca juga  Taliban Tangkap Pria yang Jual 130 Wanita Afghanistan

Selain itu, faktor lain yang membuat harga logam timah naik adalah terbatasnya pasokan logam timah dari Indonesia, Myanmar dan Republik Demokratik Kongo ditengah ketidakpasitan kondisi ekonomi dan politik global yang masih berlanjut mendorong kenaikan harga logam timah.

“Perseroan secara bertahap memperbaiki kinerja operasi produksi dengan menambah jumlah unit tambang darat, pembukaan lokasi baru, jumlah kapal isap produksi yang beroperasi, serta tetap fokus pada program efisiensi berkelanjutan di seluruh lini bisnis perseroan,” ujar Fina.

Berdasarkan CRU Tin Monitor, produksi logam timah dunia di semester I 2024 diperkirakan turun 6,7 persen (YoY) menjadi 169.800 ton. Sementara persediaan timah di gudang LME pada akhir Juni 2024 berada di posisi 4.4700 ton, turun 36 persen dari awal tahun 2024 di posisi 7.450 ton.

Sampai dengan semester I 2024, TINS mencatat produksi bijih timah sebesar 10.250 ton atau naik 32 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 7.755 ton.

Baca juga  IOA memaksa warga Yerusalem untuk merobohkan properti pribadi di Issawiya

Adapun produksi logam naik 19 persen menjadi 9.675 ton dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 8.100 ton, sementara penjualan logam timah turun 0,1 persen menjadi 8.299 ton dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 8.307 ton.

Perseroan membukukan pendapatan sebesar Rp5,21 triliun meningkat 14 persen dari Rp4,57 triliun di semester I 2023 ditengah kenaikan harga jual rata-rata logam timah sebesar 13 persen dari USD26.828 per metrik ton di semester I-2023 menjadi USD30.597 per metrik ton di semester I 2024.