JAKARTA, BN NASIONAL – Masuknya raksasa energi asal Prancis, Total Energies, ke Wilayah Kerja (WK) migas Bobara di Papua Barat menjadi bukti kuat bahwa Indonesia masih memikat investor global di sektor energi.
Lewat akuisisi 24,5% participating interest (PI) dari Petronas, Total Energies kini ikut mengelola blok strategis yang memiliki potensi besar mendukung target lifting migas nasional.
Pemerintah Indonesia terus membuka ruang kolaborasi internasional guna mengejar ambisi produksi 1 juta barel minyak dan 12 BSCFD gas per hari pada 2030. Keberhasilan menarik Total Energies tak lepas dari pendekatan agresif Kementerian ESDM dan SKK Migas di berbagai forum global.
“Masuknya Total Energies ke WK Bobara menjadi tonggak penting dalam upaya pencapaian target lifting migas nasional. Ini adalah hasil nyata dari kerja keras bersama seluruh jajaran, termasuk kegiatan investor engagement yang terus dijalankan oleh SKK Migas di berbagai forum internasional. Salah satunya melalui acara Konvensi dan Pameran Indonesia Petroleum Association (IPA) ke-49 pada Mei 2025 lalu,” ujar Plt Dirjen Migas Tri Winarno, Jumat (20/6/2025).
Tri menambahkan, langkah ini menunjukkan Indonesia masih menyimpan potensi besar di sektor hulu migas, bukan hanya di WK Bobara, tapi juga di WK Gaea I dan II di Papua Barat, serta Akimeugah I dan II di Papua Selatan dan Papua Pegunungan.
Sementara itu, Vice President of International Assets Upstream Petronas, Mohd Redhani Abdul Rahman, menyatakan pihaknya kini menguasai 75,5% PI di WK Bobara pasca kesepakatan ini.
“Saya pikir ini pertanda yang sangat bagus bahwa perusahaan seperti Total mempertimbangkan kembali ke Indonesia dan kami juga gembira untuk mendatangkan kolaborasi kami bersama dengan Total di Indonesia,” kata Redhani.
Kerja sama ini juga disambut positif oleh Chairman dan CEO Total Energies, Patrick Pouyanne. Ia menegaskan bahwa langkah ini sejalan dengan strategi perusahaan sebagai produsen gas global.
“Total Energies telah memantapkan dirinya sebagai produsen gas yang signifikan di Malaysia. Kami senang dapat memperluas kehadiran kami di negara ini, yang kami lihat sebagai platform strategis untuk produksi berbiaya rendah dan rendah karbon serta pertumbuhan arus kas kami di masa mendatang, yang didukung oleh paparan terhadap pasar LNG Asia,” ujar Patrick.
Akuisisi ini ditandai dengan penandatanganan Farm Out Agreement (FOA) antara Petronas dan Total Energies di acara Energy Asia 2025 di Kuala Lumpur. Petronas tetap menjadi operator blok ini lewat anak usahanya, Petronas Energy Bobara Sdn Bhd, sementara Total Energies akan membawa keahlian eksplorasi kelas dunia.
WK Bobara sendiri memiliki luas 8.444,49 km² dengan potensi cadangan migas mencapai 6,8 Billion Barrel Oil Equivalent (BBOE). Kontrak Bagi Hasil eksplorasi WK ini berlaku selama 30 tahun, dengan komitmen pasti senilai USD16,92 juta, termasuk studi geologi dan geofisika serta survei seismik seluas 2.000 km². Nilai bonus tanda tangan sebesar USD50 ribu juga menjadi bagian dari paket awal kesepakatan tersebut.


