BN NASIONAL.
Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) bersama Badan Pengatur Hilir Minyak Dan Gas (BPH Migas) melakukan peninjauan ketersediaan dan suplai BBM di pelabuhan Merak dan Bakauheni.
Hasil peninjauan menunjukkan bahwa ketersediaan dan pasokan BBM di kedua pelabuhan tersebut lancar dan terkendali. Namun, BPH Migas menyarankan agar fasilitas cadangan operasional di Pelabuhan Merak d itingkatkan.
Hal ini penting karena Pelabuhan Merak merupakan pelabuhan penyeberangan terbesar di Indonesia. Apabila terjadi gangguan pasokan BBM, maka dampaknya akan sangat besar.
PT ASDP Indonesia Ferry, selaku pengelola Pelabuhan Merak dan Bakauheni, telah menyiapkan dengan baik ketersediaan BBM dan SDM. Hal ini merupakan sinergi yang baik antara sektor energi dan sektor perhubungan.
Puncak arus mudik Nataru di Pelabuhan Merak terjadi tanggal 24 Desember 2023 dan arus balik d iperkirakan tanggal 2 hingga 4 Januari 2024. BPH Migas terus memonitor ketersediaan BBM selama Nataru, baik untuk angkutan darat, laut dan udara.
GM ASDP Bakauheni, Kapten Rudi Sunarko, menjelaskan bahwa pasokan BBM selama Nataru tidak mengalami kendala. Hal ini memungkinkan pihaknya untuk melayani jumlah penumpang yang meningkat 30% d ibandingkan tahun 2022. Untuk kebutuhan BBM, peningkatannya sekitar 5%.
“Semua ini berkat dukungan berbagai pihak, khususnya BPH Migas dan Pertamina dalam penyaluran BBM. Operasional kami sejauh ini berjalan lancar, aman, tertib dan terkendali,” kata Rudi.(*)