Kapal BBM Tertahan karena Pendangkalan, BPH Migas dan Pemprov Bengkulu Bergerak Cepat

News113 Dilihat

JAKARTA, BN NASIONAL – Untuk mengatasi gangguan distribusi Bahan Bakar Minyak (BBM) akibat pendangkalan di Pelabuhan Pulau Baai, Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) bersama Pemerintah Provinsi Bengkulu memperkuat sinergi guna menjaga kelancaran pasokan energi ke wilayah tersebut.

Kepala BPH Migas Erika Retnowati bertemu dengan Gubernur Bengkulu Helmi Hasan pada Rabu (4/6), dalam upaya memperkuat koordinasi distribusi energi di daerah. Ia menegaskan pentingnya komunikasi antar pemangku kepentingan untuk mencegah terulangnya gangguan pasokan BBM.

“Kita bersama-sama membahas bagaimana agar ke depan persoalan pasokan BBM tidak terjadi lagi. Kita harus selalu berkoordinasi, jika terjadi kendala sekecil apapun segera diinformasikan. Sehingga, kita bisa mitigasi risiko yang lebih besar,” ujar Erika dalam keterangannya, Kamis (5/6/2025).

Erika juga mendorong Pemprov Bengkulu aktif memantau distribusi BBM bersubsidi dan BBM penugasan, sejalan dengan Perjanjian Kerja Sama yang telah disepakati antara kedua pihak.

Baca juga  Alimentation couche-tard melangkah ke atas upaya untuk menelan 7-Eleven

Gubernur Bengkulu Helmi Hasan menyambut baik sinergi tersebut dan berharap koordinasi yang lebih baik dapat mencegah krisis pasokan di masa mendatang.

“Mudah-mudahan ke depan, koordinasi ini akan jauh lebih baik untuk menghasilkan ketersediaan BBM yang lebih maksimal tentunya,” kata Helmi.

Sebelum pertemuan, Erika meninjau langsung pengerukan sedimen di jalur kapal Pelabuhan Pulau Baai, yang menjadi salah satu penyebab utama tertundanya kedatangan kapal BBM dalam dua bulan terakhir.

Anggota Komite BPH Migas Abdul Halim menambahkan, pihaknya telah berkoordinasi dengan PT Pelabuhan Indonesia (Persero) untuk percepatan pengerukan. Ia mengapresiasi langkah cepat Pelindo dalam menangani masalah pendangkalan dan abrasi.

“Kami sangat apresiasi langkah-langkah yang sudah dilakukan oleh Pelindo. Terutama mengatasi permasalahan yang ada saat ini, yaitu pendangkalan dan abrasi. Banyak pihak yang harus kolaborasi. Ini satu hal yang luar biasa, kemajuan yang sudah dilakukan Pelindo. Ini harus diselesaikan secepatnya,” ungkap Halim.

Baca juga  AETI Ungkap Alasan Volume Ekspor Timah 2024 Turun Drastis

General Manager PT Pelindo Regional 2 Bengkulu S. Joko memastikan bahwa pengerukan sudah dimulai sejak 2 Juni 2025 dan ditargetkan selesai dalam dua pekan. Setelah itu, kapal BBM akan kembali bisa bersandar di pelabuhan tersebut.