Keluh Kesah Warga Sintang Sebulan Dikepung Banjir

Nasional, News15 Dilihat

Jakarta, BN Nasional — Beberapa orang dinyatakan meninggal imbas banjir itu, yang salah satunya karena tersengat aliran listrik. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menggelontorkan Rp500 juta untuk bantuan warga terdampak. Kementerian Sosial (Kemensos) dan Gubernur Kalbar Sutarmidji juga turut memberikan bantuan.

Belakangan, Sutarmidji pun menyatakan telah melepas 5.000 paket sembako dari Presdien RI Joko Widodo (Jokowi) di Kabupaten Sintang.

“Saya menyampaikan terimakasih kepada pak Presiden yang telah memberikan bantuan khusus untuk masyarakat yang menjadi korban banjir di Sintang sebanyak 5 ribu paket. Tetapi saya juga sudah sampaikan ke Presiden, banjir ini bukan hanya di Sintang, tetapi Kapuas Hulu, Sekadau, Sanggau, dan Melawi,” kata Sutarmidji, di Pontianak, Kamis (18/11) seperti dikutip dari Antara.

Dirinya berharap, setelah Sintang, ada lagi bantuan untuk kabupaten lain, sehingga setelah itu bantuan dari masyarakat yang dikoordinasikan Pemprov Kalbar bisa didistribusikan ke daerah lainnya. Pada hari itu, sambungnya, Pemprov Kalbar pun sudah mengirim bantuan untuk dapur umum ke Kapuas Hulu, ke Sanggau, Sekadau dan Melawi.

Baca juga  Jaga Keseimbangan, Rusia Jaga Kontak dengan Pemerintahan Taliban

Bantuan datang setelah setidaknya hampir sebulan banjir di kawasan DAS Kapuas itu tak surut signifikan. Namun banyak warga Sintang mengaku tak merasakan bantuan tersebut. Mereka masih banyak yang mengeluhkan sulitnya makan, minum dan memenuhi kebutuhan primer lainnya.

Ina, salah satu warga Danau Sentarum, Kapuas Hulu merasakan kesulitan itu. Ia merasa terombang ambing selama banjir menerjang daerah rumahnya dan dia terpaksa harus mengungsi. Bantuan yang ia terima pun alakadarnya. Tak banyak yang ia dapat.

“Hampir 2 bulan kami mengalami kesulitan mencari uang, air bersih dan yang lain, barang barang banyak hancur mau pergi sana sini susah kami hanya mendapat kan bantuan beras, mie dari relawan-relawan,” kata Ina kepada CNNIndonesia.com, Kamis (18/11).

Sebagai ibu, Ina mengaku pusing lantaran masih harus membayar kuliah anaknya. Sebab, untuk makan saja urusannya belum tuntas tapi tagihan jalan terus.

Baca juga  Setelah 8 Tahun, Menteri ESDM Resmikan Tajak Sumur Infill di Blok Cepu

“Mana ndak bisa bekerja, mana mau bayar biaya anak kuliah, belum lagi bayar kredit yang lain,” ujarnya.

Kepusingan itu tercampur dengan permasalahan lain yang juga masih disebabkan banjir, yaitu kesehatan. Ina mengatakan sudah beberapa hari terakhir anaknya mengalami sakit-sakitan.

Tentu, ia menganggap masalah kesehatan dan keselamatan penting. Apalagi, ia pernah menyaksikan tetangganya tersetrum aliran listrik dan meninggal dunia.

“Kami benar benar merasa sedih sekarang anak sakit sakit kena muntah. Semoga kesulitan kami ini cepat berlalu seperti sedia kala, tapi masih bersyukur diberi keselamatan, ada juga di gang kami yang meninggal kena setrum listrik,” ujarnya.

Ia berharap pemerintah lebih perhatian lagi terhadap orang terdampak. Ia juga ingin bantuan itu sampai kepada dirinya.

“Kan yang kena juga banyak. Sebenarnya kami benar membutuh kan uluran bantuan,” ujarnya.

Baca juga  Asosiasi Pedagang Pasar Bantah Timbun Minyak Goreng

Sumber.