JAKARTA, BN NASIONAL – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengungkap terdapat hal yang paling penting di dalam ppembahasan Rancangan Undang-Undang (RUU) Energi Baru dan Energi Terbarukan (EBET).
Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (Dirjen EBTKE) Kementerian ESDM Eniya Listiani Dewi mengatakan, hal yang paling penting adalah Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) Hijau.
“Yang paling penting memang RUU EBET ini rohnya Green RUPTL saja. nantinyaakan ada, kita sudah mencantumkan nilai ekonomi karbon. Itu sudah selesai dengan DPR,” kata Eniya saat ditemui di usai acara Green Economy Expo, Jakarta, Kamis (4/7/2024).
Menurutnya, RUPTL merupakan aspek yang paling penting untuk dilakukan pembahasan, hal ini selaras dengan target Net Zero Emission (NZE) di tahun 2060.
“Tinggal Green RUPTL untuk dibahas dan ditentukan, karena ini juga merupakan roh dari RUU EBET, kalau nggak ada Green RUPTL yang tadi (target NZE) tidak tercapai-capai,” jelas Eniya.
Ia menambahkan, target NZE tersebut tidak dapat dicapai karena memiliki target yang sangat tinggi. Untuk itu, pihaknya juga menggandeng pihak swasta untuk dapat berkontribusi.
“Jadi, unsur itu yang ingin kita clearkan, bahwa nanti kontribusi swasta itu kita akan sangat harapkan untuk bisa masuk ke investasi-investasi renewable,” ujarnya.