Lewati 2 Benua, Ini Cerita Perjuangan Kapten Kapal Arumi Samudra Bawa LPG

Nasional, News2 Dilihat

JAKARTA, BN NASIONAL

Dibalik terjaganya ketahanan energi di Indonesia dengan pasokan LPG yang aman bagi pengguna di Indonesia, teranyata ada kisah perjuagan yang berat dilalui kapten kapal pembawa LPG.

Seafarer Pertamina International Shipping (PIS) Kapten Sulistyo Ariwibowo menceritakan, dirinya mengarumi 2 samudra untuk membawa LPG dari Amerika Serikat ke Indonesia.

“Kita ngambil dari Houston, kita bawa ke Indonesia perjalanan 38 hari melewati Gulf of Mexico, Caribbean Sea, lalu menyebrang ke Samudra Hindia, baru ke Indonesia sebagai ketahanan energi,” kata Sulistyo saat ditemui disela perayaan Hari Pelaut Sedunia di Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP) Jakarta, Selasa (25/6/2024).

Sulistyo menyebut, dirinya menggunakan Vessel PIS mengangkut 23.000 propana (C3H8) dan 23.000 butana (C4H10) yang dapat menjaga ketahanan energi dalam negeri selama 19 hari.

“Ketahanan energi Republik Indonesia untuk 19 hari suatu kebanggan bagi kami, membawa ketahanan energi buat indonesia bangganya kami di Pertamian International Shipping,” jelas Sulistyo.

Baca juga  Bisnis | Edisi 6 Juli 2024

Selain perjalanan yang panjang, Sulistyo juga menceritakan tantangan yang ada selama perjalanan selama 38 hari, mulai dari perang di negara timur tengah sampai ke cuaca ekstrem.

“Timur tengah karena kondisi sekarang ada perang itu sebuah tantangan tersendiri, karena disana penuh kapal perang yang jaga tiap bulannya. Kalau di Amerika tantangannya lebih ke cuacanya karena kita menyebrang 2 samudra,” ujarnya.

Dalam samudra tersebut, terdapat juga tantangan saat melintasi Tanjung Harapan yang diberi nama Cape of Good di Benua Afrika bagian selatan.

Sementara, Seafarer PIS Najwa F. Naja menceritakan pengalamannya saat melintasi perbatasan wilayah konflik yang mengakibatkan signyal dari GPSnya menghilang.

“Tujuan itu ke perbatasan Ukraina dan Romania. Kalau kita melintasi perbatasan itu pasti GPS hilang, karena ada anomali mungkin dari pertahanan Ukranina dan sebagainya. Kita pasti ada backup dari GPSnya,” kata Najwa.

Baca juga  Pengadilan Israel memenjarakan imam masjid Yerusalem selama tiga tahun

Kapal dengan bendera Indonesia, Najwa menyebut, mendapatkan perlakuan yang baik dari negara-negara di timur tengah yang sedang terjadi konflik.

“Mereka sangat welcome sekali dengan kapal-kapal bendera Indonesia yang melewati jalur transisi dekat dengan jalur PIS itu. Kemarin ada salah satu kapal yang pada saat konflik bisa lolos jalur PIS,” jelas Najwa.**