BALIKPAPAN, BN NASIONAL – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif menghimbau kepada semua pihak untuk mulai mengurangi penggunaan bahan bakar berbasis minyak mentah.
Pasalnya, Arifin menyebut, kondisi geopolitik yang terjadi di dunia saat ini membuat harga minyak mentah dunia menjadi lebih mahal dari sebelumnya.
“Kenapa kita juga harus tetap bisa menurunkan konsumsi fuel-based crude oil, karena kita lihat sekarang, ya dengan konstelasi geopolitik yang ada, harganya akan dikontrol abis,” kata Arifin usai meresmikan Kapal DDF di Pelabuhan Somber Balikpapan, Senin (12/8/2024).
Menurutnya, harga minyak mentah dunia saat ini tidak akan lagi berada dibawah US$70 per barel dengan kontrol yang dipegang oleh negara penghasil minyak.
“Ya (minyak) gak akan mungkin turun di bawah 70 (dolar) lagi. Jadi kalau harganya turun, demand turun, produksinya diturunkan sehingga naik lagi harganya, ini yang kita amati sekarang,” jelas Arifin.
Untuk itu, Arifin memberikakn alternatif dengan menggunakan sumber energi yang terdapat di Indonesia, salah satunya adalah gas alam yang melimpah.
“Nah kita harus challenge ini memanfaatkan sumber energi apa yang ada di dalam negeri,” ujarnya.
Salah satu langkah pemerintah untuk menurunkan konsumsi bahan bakar berbasis gas mentah adalah mendorong penggunaan kapal berbahan bakar gas dan solar.
Salah satu Kapal Awak Penumpang Berbahan Bakar Gas dan Solar atau Prototype Diesel Dual Fuel (DDF) Crewboat milik PT Pertamina Hulu Mahakam (PHM) diresmikan sudah diresmikan.
Arifin menyebut, proses konversi kapal ini sudah diakukan sejak tahun 2021 akhirnya membuahkan hasil yang baik untuk menghemat solar untuk bahan bakar kapal.
“Kalau kita lihat dimulai inisiatif di tahun 2021 sampai 2024, ini waktunya panjang banget. Dan ini adalah unit pertama. Mudah-mudahan untuk depannya, unit selanjutnya bisa dilakukan,” ujar Arifin.
Arifin juga mendorong PHM untuk dapat menyelesaikan kapal yang sudah direncanakan untuk menggunakan DDF agar dapat lebih cepat mengakselerasi proses penelitian.
“Mungkin izin pertama tidak mudah, tapi kemudian kalau satu sudah dilaksanakan, yang lainnya insya Allah lebih lancar,” ujar Arifin.
Arifin menambahkakan, dengan penerapan Kapal DDF ini akan terjadi penghematan sebanyak 80 persen, pemakaian solar juga akan berkurang menjadi 1.500 liter per hari, serta hemat Rp12 juta per hari.
“Kapal ini baru satu unit, yang tadi efisiensinya 80 persen dengan pencobaan yang telah dilakukan. Maksudnya 80 persen pemanfaatan LNNG bisa lebih banyak. Nah tadi cost yang dihemat itu adalah Rp12 juta rupiah per hari,” jelasnya.
Sebagai informasi, DDF Crewboat adalah kapal dengan mesin diesel yang dimodifikasi sehingga mesin tersebut bisa berjalan dengan campuran bahan bakar diesel dan natural gas. Teknologi ini tidak sepenuhnya menghilangkan penggunaan bahan bakar diesel, tapi akan mengurangi pemanfaatan diesel. Tabung LNG akan diletakkan pada kompartemen tangki bahan bakar.
Dari hasi studi PHM, potensi optimasi dari pemanfaatan DDF tersebut akan mengurangi penggunaan bahan bakar diesel sekitar 6.050 Kiloliter per tahun untuk 10 crewboat yang beroperasi di offshore WK Mahakam, dan berpotensi mengurangi biaya operasional sebesar USD4,1 juta per tahun.