JAKARTA, BN NASIONAL – Investasi fasilitasi pemurnian (smelter) untuk menghasilkan produk hilir dari komoditas mineral paling sedikit dibandingkan dengan investasi komoditas mineral lainnya.
Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM)/Kementerian Investasi dan Hilirisasi mencatat, realisasi investasi mineral pada semester I 2024 pada smelter sebanyak Rp114,1 triliun, yang terdiri dari nikel Rp80,9 triliun, tembaga Rp28,0 triliun, bauksit Rp5,1 triliun, dan timah Rp0,1 triliun.
Menanggapi hal tersebut, Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Yuliot mengatakan, seluruh komponen mineral dan batubara akan didorong hilirisasi semaksimal mungkin.
“Nanti seluruh komponen mineral dan batubara, ya kita akan dorong hilirisasinya sampai semaksimal mungkin,” kata Yuliot saat ditemui di Kementerian ESDM, Jumat (13/12/2024).
Sebelumnya, Holding Pertambangan Indonesia (MIND ID) akan melakukan investasi kepada anggota holdingnya, PT Timah Tbk sebanyak US$500 juta.
Investasi yang dilakukan MIND ID ini diungkapkan Direktur Portofolio dan Pengembangan Usaha Dilo Seno Widagdo untuk melakukan hilirisasi produk turunan dan penambangan menggunakan teknologi yang lebih maju.
Menurutnya, penambangan timah yang dilakukan PT Timah Tbk saat ini akan beralih dari yang sebelumnya mengincar cadangan aluvial menjadi cadangan primer.
“Sekarang sudah mau beralih dari yang sumber daya kita cadangan yang sifatnya aluvial ke yang primer yang sifatnya bebatuan dan ini posisinya di bawah tanah yang lebih dalam. Ini teknologi dan cara penambangannya juga berbeda,” kata Dilo dalam sesi diskusi bersama awak media, Selasa (29/10/2024).
Hal ini dilakukan, lanjut Dilo, untuk memastikan cadangan nasional untuk timah memiliki umur yang panjang dan kepastian penambangan sampai 20 tahun kedepan.
“kriteria ini yang kita pakai untuk bisa memastikan sumber daya dan cadangan kita selalu ada untuk mineral kritis dan strategis,” jelasnya.
Selain untuk penambangan primer, investasi US$500 juta juga termasuk pengoptimalisasi produk turunan dari timah, salah satunya adalah nano powder.
“Kita melihat bahwa tadi ada nano powder turunan daripada timah termasuk kita mulai masuk ke cadangan primer kita, ini mungkin kita investasi hampir US$500 juta lagi,” ucapnya.