Pemerintah Sasar Tambahan Lifting dari Optimalisasi Sumur Idle

News4 Dilihat

JAKARTA, BN NASIONAL – Pemerintah terus mengupayakan peningkatan lifting minyak nasional untuk mengurangi ketimpangan antara kebutuhan dan pasokan minyak dalam negeri. Salah satu langkah yang diambil adalah optimalisasi produksi minyak dari sumur-sumur idle di wilayah kerja migas yang selama ini belum dimanfaatkan.

“Hari ini kami mengadakan rapat internal dengan Kepala Badan Investigasi Khusus, Pengendalian Pembangunan, serta komisaris Pertamina. Kami membahas langkah-langkah strategis untuk meningkatkan lifting, karena saat ini terdapat sekitar 301 wilayah kerja migas dengan cadangan yang belum disertai rencana pengembangan atau Plan of Development (POD). Ini yang akan segera kami kerjakan,” ujar Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, usai Rapat Internal di Istana Negara, Jakarta, Kamis (31/10).

Wilayah Kerja (WK) Migas yang idle adalah lapangan produksi yang tidak dioperasikan selama dua tahun berturut-turut atau lapangan yang memiliki POD tetapi tidak dikerjakan dalam kurun waktu dua tahun. Selain itu, WK eksploitasi dengan status penemuan (discovery) yang tidak diproduksikan selama tiga tahun juga termasuk dalam kategori idle.

Baca juga  Apa itu microRNA dan mengapa penemuannya pantas mendapatkan Hadiah Nobel Kedokteran tahun ini? – Ekonom Layanan Kesehatan

Menurut Bahlil, potensi peningkatan lifting dari sumur-sumur idle ini cukup besar. Saat ini, tercatat ada sekitar 4.500 sumur yang dapat dioptimalkan untuk menambah lifting. “Kita memiliki 4.500 sumur idle yang bisa diaktifkan kembali, dan ini adalah salah satu program utama presiden untuk mewujudkan kemandirian energi,” jelas Bahlil.

Wakil Menteri ESDM, Yuliot, menyampaikan bahwa identifikasi potensi dari sumur-sumur idle ini sedang berlangsung. “Ada sekitar 6.000 sumur yang saat ini kami identifikasi untuk melihat apa kendalanya. Apakah cadangannya mulai menipis atau memerlukan intervensi teknologi untuk peningkatan produksi,” terangnya.

Yuliot menargetkan agar optimalisasi sumur idle ini dapat menghasilkan tambahan produksi minyak sekitar 20.000 barel per hari. “Kami berharap dalam beberapa bulan ke depan akan terlihat hasilnya sebagai quick win. Saat ini, produksi minyak nasional berada di kisaran 609 ribu barel per hari, dan dengan program ini, targetnya bisa meningkat setidaknya 20 ribu barel per hari,” tambahnya.

Baca juga  Kekejaman Israel bukanlah hal baru, yang baru hanyalah skalanya

Selain sumur idle, pemerintah juga akan meningkatkan kegiatan eksplorasi di wilayah yang diyakini memiliki kandungan minyak potensial untuk menemukan cadangan baru. “Kami berkomitmen untuk memperkuat eksplorasi agar dapat menemukan cadangan terukur yang bisa meningkatkan produksi minyak nasional,” jelas Yuliot.

Sebagai informasi, dari total 44.985 sumur migas di Indonesia, ada 16.990 sumur yang memenuhi kriteria idle well. Namun, tidak semua sumur ini dapat direaktivasi karena beberapa kendala, seperti potensi subsurface yang tidak cukup, ketidaklayakan ekonomi akibat biaya reaktivasi yang tinggi dan harga minyak mentah yang fluktuatif, serta faktor keselamatan dan kendala sosial.

Pemerintah juga memberikan beberapa opsi kepada Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) untuk mengoptimalkan wilayah kerja migas yang idle. KKKS dapat mengerjakan sendiri, bekerja sama dengan badan usaha lain untuk penerapan teknologi, menyerahkan ke KKKS lain, atau mengembalikan wilayah kerja tersebut kepada negara.