Proyek Rare Earth TIMAH Masuki Tahap Revitalisasi Fasilitas Pengolahan

News120 Dilihat

JAKARTA, BN NASIONAL – PT Timah Tbk (TIMAH) bersama Holding Industri Pertambangan MIND ID mempercepat pengembangan logam tanah jarang (LTJ) atau Rare Earth Element (REE) melalui revitalisasi Pilot Plant di Tanjung Ular, Bangka Barat.

Langkah ini merupakan bagian dari komitmen mendukung program hilirisasi mineral nasional yang selaras dengan Asta Cita Presiden Prabowo. Fasilitas tersebut akan difungsikan sebagai pengolahan mineral monasit yang menjadi sumber utama REE, untuk mendorong nilai tambah di dalam negeri.

Wakil Direktur Utama MIND ID Dany Amrul Ichdan dan Direktur Pengembangan Usaha TIMAH Dicky Octa Zahriadi meninjau langsung fasilitas itu pada Rabu (23/4/2025). 

“Rare earth element ini terdiri dari 15 unsur, dengan unsur dominan anatara lain Cerium, Lantanum, Neodymium dan Praseodimium. Dengan pengembangan rare earth ini, kami yakin Indonesia mampu menjadi basis bagi pengembangan ekosistem industri strategis masa depan,” ujar Dany.

Baca juga  Bisnis | Edisi 8 Feb 2025

Dany menegaskan, Indonesia memiliki potensi besar karena mengelola cadangan REE yang jarang dimiliki negara lain, serta kemampuan untuk memprosesnya secara mandiri di dalam negeri.

Pengembangan di 2024 difokuskan pada pencarian mitra teknologi untuk mempercepat proses pengolahan monasit menjadi produk Mix Rare Earth Carbonate. 

“Untuk mendukung pengembangan teknologi pengolahan monasit, TIMAH bekerja sama dengan berbagai lembaga mitra teknologi, baik dari dalam negeri maupun luar negeri,” kata Dicky.

Ia juga menyebutkan, REE mengandung thorium yang berpotensi dimanfaatkan sebagai sumber energi Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN).

“Dengan terus berupaya memanfaatkan potensi thorium dalam negeri, kita dapat berkontribusi dalam meningkatkan nilai tambah dari pengolahan LTJ untuk mendorong kemandirian energi,” jelasnya.

Pengembangan pilot plant ini telah dimulai sejak 2010, namun menghadapi sejumlah tantangan, mulai dari keterbatasan teknologi pengolahan hingga minimnya mitra strategis. Meski demikian, TIMAH tetap berkomitmen mengoperasikan fasilitas tersebut sebagai tahapan awal validasi teknologi.

Baca juga  Diet tinggi serat dapat menyelamatkan hidup Anda, menurut studi baru

Ke depan, TIMAH berencana membangun pabrik pengolahan LTJ skala komersial berbasis mineral ikutan timah, serta memperluas kerja sama teknologi demi mempercepat penguasaan industri strategis ini.

“Dengan adanya pengembangan REE di dalam negeri, TIMAH berupaya untuk memperluas rantai pasok industri berbasis sumber daya alam mineral nasional,” tambah Dicky.

REE menjadi komponen penting dalam transisi energi bersih dan teknologi masa depan, seperti magnet permanen, baterai hybrid, elektronik, dan katalis.