Swasembada Energi Jadi Fokus Utama Kementerian ESDM

News13 Dilihat

JAKARTA, BN NASIONAL – Menindaklanjuti arahan Presiden Prabowo Subianto, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) bergerak cepat dengan menggelar rapat pimpinan (rapim) untuk memperkuat langkah menuju swasembada energi. Beberapa fokus yang dibahas termasuk peningkatan lifting minyak dan konversi kendaraan berbahan bakar minyak (BBM) ke tenaga listrik.

Wakil Menteri ESDM Yuliot menyatakan bahwa rapat ini membahas indikator kinerja utama yang harus dicapai oleh pejabat Eselon I di lingkungan Kementerian ESDM. “Rapat ini bertujuan memastikan bahwa setiap direktorat teknis memiliki target kinerja yang selaras dengan arahan Presiden. Kami menetapkan langkah-langkah yang dapat dicapai sesuai target,” ujar Yuliot di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Rabu (23/10).

Arahan Presiden Prabowo, menurut Yuliot, menekankan dua prioritas utama di sektor energi, yaitu ketahanan energi dan pengelolaan sumber daya alam (SDA) yang optimal untuk mendukung pembangunan dan kesejahteraan masyarakat. “Pertama, kita harus memastikan ketahanan energi. Kedua, SDA harus dikelola secara optimal agar dapat mempercepat pembangunan dan meningkatkan kesejahteraan rakyat,” jelasnya.

Baca juga  Dampak Tersembunyi Perceraian Anak: Risiko Stroke 60% Lebih Tinggi

Yuliot juga menekankan pentingnya kendali penuh oleh Kementerian ESDM dalam pelaksanaan program-program ini, tanpa ketergantungan pada kementerian atau lembaga lain. “Kami ingin memastikan bahwa kinerja tetap berada di bawah kendali Kementerian ESDM, meskipun koordinasi dengan kementerian lain tetap diperlukan untuk mencapai target,” tegasnya.

Dalam upaya mencapai swasembada energi, Kementerian ESDM akan fokus pada peningkatan lifting minyak yang saat ini berada di sekitar 600.000 barel per hari. Peningkatan produksi minyak sesuai target nasional menjadi prioritas guna mendukung ketahanan energi.

Selain itu, konversi kendaraan dari BBM ke listrik juga menjadi prioritas utama. “Dengan semakin banyaknya penggunaan kendaraan listrik, konsumsi BBM akan berkurang. Ini adalah salah satu strategi penting kita,” tambah Yuliot.

Upaya lain untuk menekan konsumsi BBM adalah pengoptimalan program Bahan Bakar Nabati (BBN), yang saat ini berada di level B35. Pemerintah berencana meningkatkan campuran biodiesel menjadi B40, B50, bahkan B60.

Baca juga  Teori Einstein menghadapi tantangan terberatnya - dan masih bertahan

“Saat ini masih di B35, namun ada rencana untuk naik ke B40, B50, dan B60. Ini tentu membutuhkan kebijakan pendukung, termasuk terkait bahan baku biosolar yang berasal dari kelapa sawit. Kami akan mendorong pelaku usaha yang belum mengekspor produk sawitnya untuk memasarkan di dalam negeri sebagai bahan baku biosolar,” jelasnya.

Peningkatan lifting minyak, konversi kendaraan ke listrik, dan pengembangan bahan bakar nabati menjadi bagian integral dari strategi pemerintah dalam mewujudkan kemandirian energi, serta mendukung pembangunan nasional yang berkelanjutan.