TINS Tanggung Kerugian Sebesar Rp84,7 Miliar Hingga Kuartal III 2023

by admin
2 minutes read

JAKARTA, BN NASIONAL

PT TIMAH Tbk (TINS) umumkan kerugian sebesar Rp84,7 miliar hingga kuartal III tahun 2023 akibat penurunan harga timah dan permintaan global.

Pada periode tersebut, TINS memproduksi 11.201 ton bijih timah, mengalami penurunan dari tahun sebelumnya sebesar 14.502 ton.

Produksi logam timah juga menurun dari 14.130 metrik ton menjadi 11.540 metrik ton.

Penurunan ini memengaruhi penjualan logam timah yang hanya mencapai 11.100 metrik ton atau 72 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya, yang mencapai 15.325 metrik ton.

TINS mengimpor 92 persen penjualannya ke enam negara besar, termasuk Jepang, Korea Selatan, Belanda, India, Taiwan, dan Amerika Serikat.

Harga rerata logam timah juga mengalami penurunan dari US$35.026 per metrik ton di periode yang sama tahun sebelumnya menjadi US$27.017 per metrik ton hingga kuartal III 2023.

Meskipun mengalami kerugian, TINS mencatatkan pendapatan sebesar Rp6,4 triliun dengan EBITDA sebesar Rp708,1 miliar.

Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko TINS, Fina Eliani, menyatakan bahwa perusahaan tetap berkomitmen untuk menjalankan efisiensi di berbagai lini bisnisnya.

“Manajemen optimis bahwa target efisiensi akan tercapai dan memberikan kontribusi positif bagi kinerja perusahaan,” kata Fina dalam keterangana resminya, SElasa (31/10/2023).

Pada kuartal III 2023, nilai aset perusahaan mencapai Rp12,7 triliun dan liabilitas Rp6,1 triliun.

Sementara pinjaman bank dan utang obligasi naik menjadi Rp2,9 triliun dari sebelumnya Rp2,8 triliun.

Posisi ekuitas turun menjadi Rp6,6 triliun, seiring dengan pembagian dividen yang sudah dibayarkan sebesar Rp312,5 miliar.

Meski mengalami kerugian, beberapa rasio keuangan penting menunjukkan hasil yang baik, termasuk Quick Ratio sebesar 25%, Current Ratio sebesar 153%, Debt to Asset Ratio sebesar 23%, dan Debt to Equity Ratio sebesar 44%.

TINS telah mengambil langkah-langkah strategis untuk meningkatkan kinerja operasi dan produksi, termasuk penambahan kapal isap produksi, peningkatan kapasitas produksi tambang primer, dan upaya pengurangan ilegal mining di wilayah konsesi pertambangan.

Perseroan juga berkomitmen untuk mendukung perbaikan tata kelola pertambangan dan niaga timah di Indonesia.(*)

related posts

Leave a Comment