Dorong Transisi Energi, ESDM dan JICA Bahas Masa Depan PLTU Berbasis Amonia dan Biomassa

News114 Dilihat

JAKARTA, BN NASIONAL – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) terus mempercepat transisi energi nasional demi mencapai target net zero emission. Salah satu langkah strategis yang diambil adalah penyelenggaraan ‘Technical Workshop for Energy Transition’ bertema ‘Ammonia/Biomass Co-Firing for Boiler’ pada Rabu (7/5/2025) di Jakarta bersama dengan Japan International Cooperation Agency (JICA).

Koordinator Perencanaan Pembangkitan Tenaga Listrik Ditjen Ketenagalistrikan Kementerian ESDM, Pramudya, dalam workshop menegaskan komitmen Indonesia menuju sistem kelistrikan berkelanjutan yang tidak hanya ramah lingkungan, tetapi juga mendukung pertumbuhan ekonomi nasional.

“Indonesia siap mencapai sistem kelistrikan berkelanjutan yang menyeimbangkan tanggung jawab lingkungan dengan pembangunan ekonomi,” ujar Pramudya.

Ia menjelaskan, bauran energi di masa mendatang akan lebih banyak bersumber dari energi baru terbarukan seperti tenaga surya, angin, pasang surut, hidro, bioenergi, panas bumi, amonia hijau (NH3), dan hidrogen hijau (H2). Sejumlah PLTU batu bara akan mulai beralih ke amonia hijau pada 2045, sementara pembangkit berbahan bakar gas akan digantikan oleh hidrogen hijau pada 2051.

Baca juga  Ekspor Logam Timah RI Turun 67 Persen, Hanya 1.566 Ton

“Kita ingin mengelaborasi satu per satu teknologi kita berdasarkan RUKN,” jelas Pramudya.

Ia menambahkan, PLTU batu bara akan dilengkapi teknologi penangkapan dan penyimpanan karbon serta mengintegrasikan biomassa sebagai bagian dari upaya menurunkan emisi di sektor pembangkitan. Energi alternatif rendah karbon juga akan mulai diintegrasikan ke jaringan listrik nasional, termasuk energi nuklir sebagai sumber listrik stabil berskala besar.

Tak hanya pemerintah, sektor swasta juga terlibat aktif dalam pengembangan teknologi energi bersih. Senior Manager Indonesia Business Development Headquarters IHI Corporation, Ahmad Iqbal, menyoroti potensi besar biomassa di Indonesia dalam mendukung transisi energi.

“Ini sudah saatnya kita mendekati energy transition tersebut,” tegas Iqbal.

Menurutnya, Indonesia kaya akan jenis biomassa seperti woody chip, woody pellet, sawdust, dan limbah pertanian seperti palm waste, coffee, rice husk, hingga rice straw.

Baca juga  Makanan yang menggantikan serbuk sari baru bisa menyelamatkan koloni lebah di seluruh dunia

Namun, ia menekankan pentingnya pemahaman karakteristik masing-masing jenis biomassa agar tidak berdampak negatif pada performa boiler pembangkit.

“Penggunaan biomassa terus meluas karena meningkatnya permintaan untuk mengurangi emisi CO2,” ujarnya.