Jakarta, BN Nasional — PT Pilarmas Investindo Sekuritas dalam risetnya, Kamis (25/11/2021) menyebutkan kondisi tersebut didukung meredanya kasus Covid-19, pembukaan kembali sektor ekonomi, serta berlanjutnya stimulus kebijakan fiskal dan moneter. “Saat ini BI melihat terdapat lima permasalahan baru guna memulihkan ekonomi global yang perlu terus dicermati,” kata riset tersebut.
Pertama, normalisasi kebijakan moneter dan fiskal di negara maju serta ketidakpastian pasar keuangan global yang belum mereda. Sektor prioritas dan keberlanjutan program perlindungan sosial dinilai dapat menopang konsumsi pada tahun depan.
Kedua, dampak pandemi pada korporasi dan stabilitas sistem keuangan. Hal tersebut sejalan dengan strategi BI dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dalam mendukung sektor riil agar bertahan di tengah tekanan. Ketiga, meluasnya sistem pembayaran digital antarnegara dan risiko aset kripto.
Keempat, tuntutan ekonomi hijau. Peralihan dari energi hijau akan berdampak negatif bagi Indonesia sebagai salah satu negara produsen batu bara terbesar dunia. Namun di sisi lain, kepedulian terhadap alam perlu dijaga. “Sehingga saat ini kami melihat perusahaan komoditas perlu memperhatikan aspek ESG (environmental, social, and corporate governance) dan pengolahan produk guna mengurangi emisi karbon,” jelas Pilarmas Sekuritas.
Kelima, melebarnya kesenjangan dan perlunya inklusi keuangan. Inklusi keuangan dinilai sebagai salah satu solusi guna menurunkan angka kemiskinan. Selain itu, dengan adanya literasi keuangan, masyarakat bisa menghindari dari aktivitas merugikan terhadap instrumen keuangan yang tidak jelas.
Pilarmas menilai, literasi keuangan memberikan manfaat besar bagi sektor jasa keuangan. Lembaga keuangan dan masyarakat saling membutuhkan satu sama lain sehingga semakin tinggi tingkat literasi keuangan masyarakat, maka semakin banyak masyarakat yang akan memanfaatkan produk dan layanan jasa keuangan.