JAKARTA, BN NASIONAL – Direktur Utama PT Freeport Indonesia (PTFI) Toni Wenas menyatakan, bahwa ekspor produk tembaga perusahaan saat ini sebagian besar masih diarahkan ke China.
“Ekspor itu sebagian besar ke China,” kata Toni saat ditemui di Gedung DPR RI, Rabu (16/7/2025).
Ia menjelaskan bahwa China merupakan konsumen utama tembaga dunia. “China mengkonsumsi 50% dari copper di dunia ini,” tambahnya.
Toni menegaskan bahwa hingga saat ini belum ada dampak langsung dari rencana pemberlakuan tarif impor baru di AS terhadap kegiatan ekspor Freeport.
“Detailnya juga belum tahu ya. Katanya kemarin akan dikenakan 50%. Tapi tadi dipuji, bahwa tembaga di Indonesia kualitasnya bagus,” ujar Toni.
Menanggapi kemungkinan relokasi pasar akibat kebijakan baru AS, ia menyebut hal itu tidak mudah dilakukan. Menurutnya, jarak pengiriman ke Amerika jauh lebih lama dibandingkan ke China.
“Kalau ke Amerika itu jauh, 45 hari lebih. Dan kalau ke China itu cuma tujuh hari pengapalan,” katanya.
“Kalau memang harus pindah, ya harus, tapi kenapa harus pindah kalau tidak perlu,” tambahnya.
Freeport Indonesia saat ini tengah bersiap memulai produksi katoda tembaga dari fasilitas smelter barunya pada pekan depan. Smelter tersebut merupakan bagian dari agenda hilirisasi nasional, dengan target produksi tembaga tahun ini mencapai 441 ribu ton.
Terkait isu perdagangan global, Freeport mendukung langkah pemerintah Indonesia dalam melakukan negosiasi agar tarif yang dikenakan terhadap produk tambang nasional dapat ditekan.
“Saya dari Kadin support supaya negosiasi itu berjalan dengan lancar dan dengan tarif yang serendah mungkin,” ujarnya.
