JAKARTA, BN NASIONAL – Forum Energi Indonesia-Jepang ke-8 (Indonesia-Japan Energy Forum/IJEF) resmi dibuka, menandai kolaborasi strategis antara Indonesia dan Jepang dalam mendorong transisi energi menuju Net Zero Emission.
Sekretaris Jenderal Kementerian ESDM, Dadan Kusdiana, menyampaikan apresiasi atas kontribusi forum ini dalam mempererat hubungan bilateral yang telah berlangsung selama lebih dari enam dekade.
“Forum ini membahas komitmen bersama menuju Net Zero Emission melalui kebijakan nasional, roadmap transisi energi, serta langkah konkret di kedua negara,” ujar Dadan di Bali, Kamis (5/12/2024).
Dadan menegaskan bahwa Pemerintah Indonesia di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto mendukung visi Indonesia Emas 2045 melalui dua misi utama sektor energi dalam Asta Cita.
- Mewujudkan kemandirian energi, termasuk transisi ke ekonomi hijau dan biru.
- Melanjutkan hilirisasi untuk meningkatkan nilai tambah energi di dalam negeri.
Indonesia telah menetapkan target pengurangan emisi sebesar 915 juta ton CO2 pada 2030, dengan kontribusi sektor energi mencapai 358 juta ton CO2. Pada 2023, pengurangan emisi tercatat sebesar 128 juta ton melalui efisiensi energi, pengembangan energi terbarukan, dan penerapan teknologi rendah karbon.
Dadan juga menyoroti potensi besar mineral strategis Indonesia seperti nikel, bauksit, tembaga, dan mangan, yang akan dimanfaatkan untuk mendukung pengembangan industri baterai.
“Kerja sama dengan Jepang, yang memiliki keunggulan teknologi, dapat menciptakan inovasi serta mendorong pertumbuhan ekonomi sekaligus melawan perubahan iklim,” ujarnya.
Deputy Commissioner for International Affairs Kementerian Ekonomi, Perdagangan, dan Industri Jepang (METI), Masanori Tsuruda, menyampaikan rencana Jepang mencapai netralitas karbon pada 2050.
“Kami berkomitmen mengurangi emisi gas rumah kaca sebesar 46% pada 2030 dibandingkan 2013, dengan memanfaatkan teknologi seperti Carbon Capture and Storage (CCS),” katanya.
Masanori juga menyoroti pentingnya energi terbarukan, nuklir, dan gas alam sebagai bagian dari strategi transisi energi Jepang. “Energi terbarukan perlu ditingkatkan dua kali lipat, energi nuklir tetap dibutuhkan sebagai sumber daya stabil dan rendah karbon, sementara gas alam penting sebagai bahan bakar transisi. Namun, Jepang juga berkomitmen untuk menghapus pembangkit listrik tenaga batu bara yang tidak efisien,” jelasnya.
Forum IJEF ke-8 membahas empat topik utama:
- Minyak dan gas
- Mineral
- Energi terbarukan
- Hidrogen dan amonia
Diskusi ini berfokus pada peluang investasi di sektor energi, pengembangan teknologi rendah karbon, dan hilirisasi mineral. Sebagai bagian dari forum, ditandatangani Nota Kesepahaman antara INPEX Geothermal dan PLN Indonesia Power untuk memperkuat kerja sama di sektor energi panas bumi.
“Hubungan diplomatik yang telah terjalin selama 65 tahun menjadi katalisator penting untuk mempercepat transisi energi dan mencapai target Net Zero Emission bersama,” kata Dadan.
IJEF ke-8 ini diharapkan semakin memperkuat kerja sama Indonesia-Jepang dalam membangun masa depan energi yang lebih bersih dan berkelanjutan.