JAKARTA, BN NASIONAL.
Direktur Utama Indonesia Battery Corporation (IBC), Toto Nugroho, mengungkapkan prospek cerah industri baterai kendaraan listrik nasional.
Pada tahun 2026, sektor ini d iharapkan dapat mengurangi impor BBM sekitar 30 juta barel. Hal ini d isampaikan dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi VII DPR RI.
IBC menargetkan kapasitas produksi baterai hingga 60 GWh, yang mampu menopang hingga 600.000 kendaraan roda empat listrik, serta jutaan motor listrik.
Industri ini d iproyeksikan mengurangi emisi CO2 sekitar 9 juta ton per tahun. Itu setara dengan 8% dari jumlah total kendaraan di tanah air.
Pada 2024, kerja sama dengan Hyundai Motor Company dan LG Energy Solution. Pengembangan berfokus pada pengembangan 10 GWh baterai untuk otomotif.
IBC juga menargetkan peningkatan bauran energi baru terbarukan (EBT) menjadi 13% dan pembangunan 5.000 SPKLU pada tahun depan.
Menjelang 2034, IBC bertekad memproduksi 50 GWh baterai untuk mendukung transisi ke energi yang lebih bersih dan terbarukan.
Melalui kerja sama dengan PT Antam, IBC berambisi menyatukan seluruh rangkaian nilai baterai, mulai dari pertambangan hingga produksi akhir.
Upaya ini sejalan dengan tujuan mencapai nol emisi karbon dan pemanfaatan sistem penyimpanan energi hingga 3,5 GWh pada 2030.(*)