Indonesia-Brasil Perkuat Kolaborasi Bioenergi, Bahlil Soroti Potensi Transfer Teknologi

News118 Dilihat

JAKARTA, BN NASIONAL – Pemerintah Indonesia terus memperkuat komitmen dalam transisi energi dengan menjajaki kerja sama strategis bersama Brasil di sektor bioenergi.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengatakan, dalam pertemuan bilateral antara Presiden Prabowo dan Presiden Brasil Luiz Inácio Lula da Silva, isu ketahanan energi, perubahan iklim, dan transisi energi menjadi pembahasan utama, termasuk peluang kerja sama penguatan bioenergi sebagai energi bersih masa depan.

“Brasil telah membuktikan dirinya dalam pemanfaatan energi rendah karbon, pengalaman mereka menjadi referensi penting bagi Indonesia yang sedang mempercepat bauran energi bersih,” ujar Bahlil di sela mendampingi Presiden RI Prabowo Subianto saat kunjungan ke Brazil.

Brasil dikenal sebagai salah satu negara dengan bauran energi bersih tertinggi, dengan sekitar 88% pasokan listrik berasal dari sumber rendah karbon seperti air, angin, surya, dan bioenergi. Keberhasilan negara tersebut dalam mengembangkan bioetanol dari tebu menjadikannya produsen etanol terbesar kedua di dunia—model yang dinilai relevan dengan agenda Indonesia dalam perluasan biofuel.

Baca juga  Bagaimana satu jam TV sehari bisa menyelamatkan hati Anda

“Pengembangan bioetanol merupakan bagian dari strategi nasional untuk menciptakan ekosistem energi yang berkelanjutan dan inklusif. Selain mendukung transisi energi dan membuka peluang ekonomi baru di daerah, langkah ini juga selaras dengan potensi kerja sama bersama Brasil,” jelas Bahlil.

Presiden Prabowo turut menyoroti keberhasilan Brasil dalam biofuel dan sektor pertanian terintegrasi yang berdampak pada ketahanan energi dan pertumbuhan ekonomi.

“Kami melihat keberhasilan anda (Brasil) dalam mengembangkan biofuel, dan saya pikir kami bertekad untuk mengejar kemajuan yang telah Anda capai,” ujar Presiden dalam pertemuan tersebut.

Komitmen Indonesia terhadap pengembangan bioenergi diperkuat melalui Peraturan Menteri ESDM Nomor 4 Tahun 2025 tentang Pengusahaan dan Pemanfaatan Bahan Bakar Nabati (BBN). Aturan ini mengatur tata kelola biofuel, mulai dari hulu hingga pemanfaatannya di sektor transportasi, termasuk insentif bagi pelaku usaha.

Baca juga  Rufus Amazon Menunjukkan Masa Depan Belanja AI, Kutil, dan Semuanya

“Permen ini menjadi landasan penting bagi kita dalam memperkuat ekosistem bioenergi nasional. Kerja sama dengan Brasil di bidang teknologi, riset, dan peningkatan kapasitas sangat potensial untuk mempercepat implementasi kebijakan ini di lapangan,” lanjut Bahlil.

Sebagai tindak lanjut, Indonesia telah menguji pasar bahan bakar bioetanol melalui produk Pertamax Green 95 (E5), yakni campuran bensin RON 95 dengan 5% etanol, yang kini tersedia di sejumlah SPBU Pertamina.

Indonesia dan Brasil sendiri telah menjalin kerja sama energi melalui Memorandum Saling Pengertian (MSP) sejak 2008, mencakup kegiatan riset, pelatihan, serta proyek bersama. Kunjungan kenegaraan ini diharapkan dapat mengaktifkan kembali implementasi teknis dari kesepakatan tersebut.

Dengan nilai perdagangan bilateral mencapai USD6,34 miliar pada 2024, kerja sama energi ini diharapkan menjadi langkah strategis dalam mendukung transisi hijau, memperkuat investasi, serta menjadikan Indonesia sebagai mitra global dalam penanganan perubahan iklim.