Indonesia–Singapura Suntik Investasi Jumbo untuk Energi Hijau, Targetkan Devisa USD6 Miliar per Tahun

News116 Dilihat

JAKARTA, BN NASIONAL – Indonesia dan Singapura resmi menjalin kemitraan strategis di sektor energi hijau dengan nilai investasi jumbo lebih dari USD10 miliar. Kolaborasi ini mencakup pembangunan rantai pasok panel surya, pengembangan teknologi penangkapan karbon (Carbon Capture Storage/CCS), hingga pembentukan kawasan industri hijau.

“Penandatanganan 3 MoU (Memorandum of Understanding) Indonesia dan Singapura hari ini membawa keuntungan kedua negara. Investasi yang dibutuhkan merealisasikan kerja sama tersebut diperkirakan di atas USD10 miliar,” ujar Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia, di Kementerian ESDM, Jumat (13/6/2025).

Bahlil menegaskan, nilai investasi tersebut mencerminkan komitmen kuat kedua negara dalam menjadikan energi bersih sebagai agenda utama kebijakan sekaligus peluang bisnis baru di Asia Tenggara.

Investasi jumbo ini akan dialokasikan dalam tiga program utama, yakni pembangunan skala besar panel surya, pengembangan fasilitas CCS yang akan menjadikan kedua negara pionir teknologi karbon di kawasan, dan pendirian kawasan industri hijau yang terintegrasi dari sisi manufaktur, teknologi, hingga logistik rendah emisi.

Baca juga  Hasbro memberikan kejutan terbalik, kata Rencana Game Baru bekerja

Menurut Bahlil, proyek ini diyakini mampu membuka puluhan ribu lapangan kerja baru, dari sektor produksi panel dan BESS (Battery Energy Storage System), hingga pengoperasian dan pemeliharaannya. Di sisi fiskal, kolaborasi ini diproyeksikan menyumbang devisa hingga USD6 miliar per tahun, serta ratusan juta dolar dari peningkatan penerimaan pajak negara.

Guna memastikan implementasi berjalan optimal, kedua negara sepakat membentuk Satuan Tugas Energi Baru Terbarukan (EBT) Lintas Batas, yang akan dikomandoi langsung oleh Menteri ESDM Indonesia dan Menteri Perdagangan dan Industri Singapura. Satgas ini akan merancang rencana aksi mulai dari skema pendanaan, pembangunan teknis, hingga tata kelola kawasan industri hijau yang berkelanjutan.