JAKARTA, BN NASIONAL – Dalam upaya mendorong pertumbuhan ekonomi dan memperkuat posisi Indonesia dalam rantai pasok global, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melalui Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara, dan Panas Bumi (PSDMBP) menjajaki kerja sama dengan PT. Eramet Indonesia Mining.
Kerja sama ini bertujuan untuk memperkuat studi dan eksplorasi mineral kritis di Indonesia, dan pertemuan terkait hal ini digelar di Jakarta pada Selasa (15/10/2024).
Kepala PSDMBP, Agung Pribadi, mengungkapkan bahwa pihaknya tengah berupaya membangun kerja sama dengan sejumlah perusahaan asing, khususnya untuk melakukan studi mendalam mengenai potensi mineral kritis.
“Mineral kritis seperti nikel, kobalt, dan lithium sangat penting dalam pengembangan teknologi masa depan, terutama untuk baterai kendaraan listrik. Melalui studi komprehensif, kami berharap dapat menemukan cadangan mineral kritis yang lebih besar dan bernilai ekonomi tinggi,” jelas Agung.
Kerja sama yang dijalin dengan Eramet mencakup berbagai aspek, antara lain penyelidikan wilayah prospek mineral kritis yang belum dikembangkan di Indonesia, karakterisasi bijih, serta proses metalurgi terkait nikel. Selain itu, eksplorasi litium dari geothermal brine juga menjadi fokus utama. Kerja sama ini juga membuka peluang pertukaran pengetahuan dalam eksplorasi litium, inventarisasi mineral, serta publikasi ilmiah bersama.
Agung menambahkan, dalam waktu dekat, pihaknya akan melakukan penyelidikan litium di Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah, yang dimulai pada 21 Oktober 2024. Penyelidikan ini merupakan tindak lanjut dari studi litium brine yang diinisiasi pada 2023 di wilayah Bleduk Kuwu dan sekitarnya.
“Kegiatan tersebut akan melibatkan metode geofisika dan geokimia, di mana PSDMBP dan Eramet berkontribusi dengan menggunakan peralatan dan teknik yang berbeda. Metode geofisika yang digunakan PSDMBP meliputi gravity, ground magnetic, dan magnetotelluric, sementara Eramet akan menggunakan metode geolistrik, self-potential, dan passive seismic,” jelas Agung.
Persiapan teknis untuk kegiatan ini, menurut Agung, telah dimulai sejak Agustus 2024, dengan langkah berikutnya berupa pengurusan perizinan dan sosialisasi kepada pemerintah setempat pada 21 Oktober 2024. Selain itu, metode geokimia berupa pengambilan sampel air brine juga akan dilakukan oleh tim PSDMBP untuk dianalisis lebih lanjut di laboratorium.
Sebagai bagian dari implementasi kerja sama ini, delegasi dari Badan Geologi dan PSDMBP dijadwalkan akan melakukan kunjungan ke fasilitas penelitian dan pengembangan (R&D) Eramet di Paris, Prancis, pada awal Desember 2024. Kunjungan ini bertujuan untuk mempelajari teknologi ekstraksi litium dari geothermal brine yang dikembangkan oleh Eramet, sekaligus memperkuat transfer pengetahuan guna mendukung pengembangan industri mineral kritis di Indonesia.