JAKARTA, BN NASIONAL
Penyerapan industri yang mendapatkan harga gas bumi tertentu (HGBT) telah mengalami penurunan dalam lima tahun terakhir akibat tidak optimalnya realisasi volume.
Menurut Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (D irjen Migas) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Tutuka Ariadji, meskipun penurunan tersebut tidak signifikan, namun patut d iperhatikan.
“Dalam lima tahun terakhir, terjadi kecenderungan penurunan registrasi untuk industri, meskipun tidak terlalu besar,” ujar Tutuka dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi VII DPR RI, Rabu (3/4/2024).
Tutuka menjelaskan bahwa tidak optimalnya realisasi volume oleh pengguna HGBT, terutama industri pupuk, d isebabkan oleh berbagai faktor, termasuk kendala dalam kendaraan dan perawatan pabrik.
“Mungkin ini dapat d ikonfirmasi dengan Direktur Utama perusahaan pupuk mengenai keterbatasan pasokan dari hulu serta permasalahan maintenance di hulu migas yang d ikelola oleh SKK Migas,” tambahnya.
Data menunjukkan bahwa pada tahun 2020, realisasi gas bumi tertentu untuk industri pupuk hanya mencapai 709 billion British thermal unit per day (BBTUD), atau sekitar 84,7% dari total volume yang tersedia, yakni 836,46 BBTUD.
Pada tahun 2021, realisasi tersebut meningkat sedikit menjadi 738 BBTUD, tetapi masih di bawah 90% dari total volume yang tersedia, sebanyak 842,26 BBTUD.
Namun, pada tahun 2022, terjadi penurunan realisasi menjadi 708 BBTUD, atau hanya sekitar 82,8% dari volume yang tersedia, yaitu 855,06 BBTUD.
Dan pada tahun 2023, realisasi gas bumi tertentu untuk industri pupuk tercatat sebesar 686,28 BBTUD, yang hanya mencapai sekitar 84,3% dari total volume tersedia, sebanyak 814,06 BBTUD.*[]