JAKARTA, BN NASIONAL – PT Bukit Asam Tbk (PTBA) mencatatkan laba bersih sebesar Rp 391,48 miliar pada Triwulan I 2025. Capaian ini diraih di tengah tekanan harga batu bara global dan kenaikan biaya operasional.
Selama Januari–Maret 2025, PTBA meraup pendapatan Rp 9,96 triliun dan EBITDA Rp 1,05 triliun. Total aset perusahaan tumbuh 10 persen secara tahunan menjadi Rp 42,26 triliun.
Penjualan ekspor batu bara naik signifikan 34 persen menjadi 5,09 juta ton, sementara penjualan domestik tercatat 5,19 juta ton. Total penjualan batu bara mencapai 10,28 juta ton, tumbuh 7 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Realisasi angkutan batu bara pun naik 12 persen menjadi 9,41 juta ton.
Capaian tersebut diperoleh meski harga batu bara global terkoreksi. Indeks harga ICI-3 turun 12 persen menjadi USD 69,37 per ton, dan indeks Newcastle turun 17 persen menjadi USD 104,56 per ton. Di sisi lain, harga BBM meningkat 10 persen secara tahunan menjadi Rp 15.127 per liter, memengaruhi biaya produksi.
PTBA menargetkan produksi batu bara sebesar 50,05 juta ton dan penjualan 50,09 juta ton sepanjang 2025. Untuk mendukung ketahanan energi dan mendiversifikasi portofolio bisnis, PTBA agresif mengembangkan energi baru dan terbarukan (EBT).
Salah satunya adalah operasional Pilot Plant Wood Pellet dari Kaliandra Merah di Tanjung Enim sejak Oktober 2024, dengan kapasitas 200 kg per jam. Ini merupakan lanjutan dari program budidaya biomassa untuk mendukung co-firing PLTU.
PTBA juga terlibat dalam proyek hilirisasi batu bara melalui konversi menjadi Artificial Graphite dan Anode Sheet (komponen penting baterai kendaraan listrik) bersama BRIN. Pilot project ini diluncurkan pada Juli 2024 di Kawasan Industri Tanjung Enim.
Di bidang transportasi, PTBA menggandeng PT KAI dalam pengembangan jalur angkutan batu bara Tanjung Enim – Keramasan dengan kapasitas 20 juta ton per tahun.
