Harga Naik Tajam, PT TIMAH Tbk Raup Laba Rp116,86 Miliar di Kuartal I 2025

News163 Dilihat

JAKARTA, BN NASIONAL – PT TIMAH Tbk (TINS) membukukan laba bersih sebesar Rp116,86 miliar pada kuartal I 2025, melampaui target sebesar 120%. Kinerja positif ini ditopang kenaikan harga logam timah global di tengah pasokan yang ketat dan permintaan yang tetap tinggi.

Harga rata-rata timah di London Metal Exchange (LME) sepanjang kuartal I 2025 mencapai USD31.804,37 per metrik ton, naik 21,2% secara tahunan. Sementara itu, persediaan global terus menyusut, dengan stok gudang LME turun 35,9% menjadi 3.050 ton.

Kondisi ini terjadi saat produksi global justru terganggu oleh faktor cuaca dan geopolitik di Indonesia, Myanmar, dan Republik Demokratik Kongo. Di sisi lain, konsumsi global tetap tumbuh 1,2% YoY menurut CRU Tin Monitor.

Namun secara operasional, TINS menghadapi tantangan. Produksi bijih timah turun 40% menjadi 3.215 ton, produksi logam timah anjlok 31% menjadi 3.095 ton, dan penjualan turun 18% menjadi 2.874 ton. Penurunan ini disebabkan belum optimalnya aktivitas tambang, cuaca ekstrem, dan aktivitas tambang ilegal.

Baca juga  Rekor 2.600 Mil – Penyeberangan Atlantik Pertama yang Direkam oleh Kupu-kupu

Meski begitu, perusahaan tetap mencatat peningkatan pendapatan menjadi Rp2,10 triliun. Beban pokok turun menjadi Rp1,72 triliun, dan laba usaha naik menjadi Rp148 miliar. EBITDA juga tumbuh 14% menjadi Rp384 miliar.

“Perseroan terus berupaya dalam meningkatkan kinerja keuangan melalui optimalisasi dan efisiensi berkelanjutan di seluruh lini bisnis, termasuk efisiensi biaya bunga dengan menurunkan Interest Bearing Debt dan optimalisasi pengelolaan arus kas perusahaan sehingga Perseroan mampu melampaui target laba rugi yang sudah ditentukan,” kata Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko TINS, Fina Eliani dalam keterangannya.

Per Maret 2025, aset TINS tercatat Rp12,49 triliun, dengan liabilitas Rp4,85 triliun dan ekuitas Rp7,64 triliun. Komposisi penjualan logam timah didominasi ekspor sebesar 91%, terutama ke Korea Selatan, Jepang, dan Singapura.

Ke depan, TINS memproyeksikan harga timah tetap tinggi seiring maraknya penggunaan semikonduktor dan teknologi berbasis AI. Perusahaan menargetkan produksi bijih 21.500 ton Sn dan logam timah 21.545 ton sepanjang 2025, dengan fokus pada efisiensi, hilirisasi, dan penguatan posisi di industri kendaraan listrik.