JAKARTA, BN NASIONAL – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, mempersiapkan strategi untuk memaksimalkan potensi blok minyak dan gas (migas) di Indonesia.
Langkah ini diharapkan dapat meningkatkan investasi sektor energi dan mendorong pertumbuhan ekonomi nasional. Salah satu negara target dalam penawaran ini adalah Tiongkok, yang dikenal memiliki teknologi maju dalam eksplorasi migas.
“Kami masih memiliki banyak potensi blok migas yang bisa meningkatkan produktivitas migas nasional. Saya telah menawarkan beberapa potensi tersebut kepada investor Tiongkok untuk kita kembangkan bersama,” kata Bahlil dalam keterangannya, dikutip Jumat (6/9/2024).
Bahlil juga menyoroti penurunan lifting minyak di Indonesia, sementara konsumsi terus mengalami peningkatan. Saat ini, konsumsi minyak nasional mencapai 1,6 juta barel per hari, sedangkan lifting minyak hanya sekitar 600.000 barel per hari.
“Kerja sama yang tengah dijalin di sektor energi harus saling menguntungkan. Pemerintah Indonesia akan membuka ruang sebesar-besarnya bagi investasi, dengan tetap memperhatikan aturan dan keuntungan bersama,” tambahnya.
Bahlil juga menyakinkan pihak Tiongkok bahwa Indonesia siap memberikan kenyamanan berinvestasi. “Kerja sama bilateral antara Indonesia dan Tiongkok menunjukkan progres signifikan. Kenyamanan dalam berinvestasi adalah yang utama, dan Indonesia siap memberikan itu,” jelas Bahlil.
Pada acara The 7th Indonesia-China Energy Forum (ICEF), dilangsungkan penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) untuk meningkatkan produksi minyak dan gas bumi. MoU ini ditandatangani oleh Kepala SKK Migas Dwi Soecipto dan Zhao Xuan dari SINOPEC International Energy Investment (HK) Holding Limited.
Kerja sama strategis ini mencakup kegiatan eksplorasi, peningkatan produktivitas sumur, dan teknologi Enhanced Oil Recovery (EOR) serta migas non-konvensional (MNK). Dwi Soecipto menyebut bahwa perjanjian ini menjadi tonggak penting bagi sektor hulu migas Indonesia, dengan target produksi 1 juta barel minyak per hari dan 12 miliar standar kaki kubik gas per hari.
“Kolaborasi SKK Migas dan SINOPEC akan mengoptimalkan sumber daya yang ada dan memanfaatkan teknologi mutakhir untuk meningkatkan produksi,” kata Dwi.
Selain EOR, kerja sama ini juga mencakup Penangkapan, Pemanfaatan, dan Penyimpanan Karbon (CCS/CCUS). “Inisiatif ini tidak hanya penting untuk memaksimalkan ekstraksi migas, tetapi juga mengurangi jejak karbon, mendukung tujuan keberlanjutan, dan program Net Zero Emission (NZE) 2060 yang ditetapkan oleh pemerintah,” jelas Dwi.
Proyek CCS/CCUS saat ini sedang dikembangkan di Lapangan Tangguh Train 3 dan telah diresmikan oleh Presiden Joko Widodo pada November 2023. Proyek lain yang sedang dalam tahap kajian adalah Masela dan Sakakemang.