JAKARTA, BN NASIONAL – Pertamina Hulu Rokan (PHR) berhasil mempercepat proses pemboran dengan efisiensi waktu dan biaya signifikan melalui penerapan metode cluster drilling di Lapangan Petani, Wilayah Kerja (WK) Rokan. Inovasi ini diperkirakan menghasilkan penghematan hingga Rp248 miliar pada tahun 2024.
Metode cluster drilling memungkinkan pemboran beberapa sumur produksi dilakukan di atas satu tapak (wellpad) dengan teknik directional drilling. Biasanya, satu sumur diproduksi di atas satu tapak yang memerlukan proses pengadaan lahan, stabilisasi tapak, penyediaan infrastruktur, dan jaringan distribusi. Dengan metode ini, biaya dan waktu konstruksi tapak sumur dapat dipangkas secara signifikan.
“Sejak pengambilalihan WK Rokan oleh PHR pada 2021, Lapangan Petani menjadi salah satu lapangan utama dengan produksi minyak terbesar. Inovasi seperti ini sangat penting untuk memenuhi target pemboran yang terus meningkat,” ujar EVP Upstream Business PHR, Andre Wijanarko. Ia juga menekankan bahwa metode ini mampu mengurangi pergerakan zig-zag rig, sehingga menurunkan risiko insiden dan menekan biaya pemboran hingga 15%.
Tim Asset Development (AD) North, yang bertanggung jawab atas inisiatif ini, menjelaskan bahwa konsep cluster drilling diadaptasi dari metode pemboran lepas pantai (offshore), di mana beberapa sumur ditempatkan di satu platform. Untuk menentukan titik sumur dan arah pemboran, PHR menggunakan teknologi digital dan automasi melalui sistem SMART-CDSL (Cluster Drilling Selective Location). Sistem ini memanfaatkan evaluasi target reservoir, lokasi AMDAL, serta potensi benturan dengan sumur eksisting, yang kemudian diolah menggunakan kecerdasan buatan (AI). Hasilnya, siklus persiapan hingga eksekusi pemboran dapat dipercepat secara signifikan.
Pada tahun 2024, PHR menargetkan penyelesaian 50 sumur di Lapangan Petani, jumlah yang jauh meningkat dibandingkan periode 2021-2022 setelah alih kelola WK Rokan.
“Kami sangat mengapresiasi inovasi yang diinisiasi oleh tim muda PHR. Banyak inisiatif yang tidak hanya menghemat biaya operasi dan mempercepat proses tanpa mengorbankan keselamatan, tetapi juga meningkatkan produksi,” ungkap Kepala Perwakilan SKK Migas Wilayah Sumbagut, Rikky Rahmat Firdaus.
Selain di Lapangan Petani, metode cluster drilling juga akan diterapkan di Lapangan Hiu, Gulamo, dan Obor pada tahun 2025. Inovasi ini membuktikan efektivitasnya untuk mendukung kampanye pemboran masif di lapangan onshore, termasuk pengembangan pattern waterflood, CEOR, dan proyek pemboran masif lainnya, baik di WK Rokan maupun lapangan migas lainnya.