JAKARTA, BN NASIONAL – PT Pertamina (Persero) menyatakan komitmennya untuk menyelaraskan program kerja dengan misi Asta Cita pemerintahan Presiden Prabowo Subianto.
Hal ini disampaikan oleh Direktur Utama Pertamina, Simon Aloysius Mantiri, dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Komisi VI DPR RI di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, pada Selasa (3/12/2024).
Rapat perdana ini juga menjadi momentum perkenalan jajaran Direksi Pertamina, termasuk Holding, Subholding, dan anak perusahaan Pertamina Group, kepada Komisi VI DPR RI periode 2024–2029.
“Visi dan misi Pertamina kami selaraskan dengan Asta Cita, khususnya poin kedua terkait kemandirian energi dan poin kelima mengenai hilirisasi serta industrialisasi untuk nilai tambah,” ujar Simon.
Simon menegaskan bahwa untuk mendukung program swasembada energi, Pertamina telah menyiapkan sejumlah program strategis, di antaranya:
– Peningkatan lifting migas
– Pengembangan infrastruktur gas
– Pembangunan kilang domestik
– Pengembangan energi hijau
– Hilirisasi industri domestik
Sementara itu, Wakil Direktur Utama Pertamina, Wiko Migantoro, menjelaskan bahwa Pertamina memiliki peran penting dalam menjaga ketahanan energi nasional sekaligus memberikan manfaat bagi masyarakat.
“Bisnis Pertamina terintegrasi dari hulu ke hilir, fokus pada memastikan ketersediaan energi nasional secara berkelanjutan,” ungkap Wiko.
Ia juga menyoroti pertumbuhan produksi migas Pertamina, yang meningkat 7% per tahun pada periode 2020–2023. Secara nasional, kontribusi Pertamina mencapai 69% produksi minyak dan 34% produksi gas.
Untuk mendukung distribusi energi, Pertamina mengandalkan Subholding Gas serta Subholding Commercial & Trading. Subholding Gas memiliki jaringan pipa transmisi sepanjang 5.900 km dan pipa distribusi 27.000 km. Sedangkan Subholding Commercial & Trading mengelola lebih dari 15.000 titik penjualan BBM di seluruh Indonesia.
“Distribusi energi juga diperkuat oleh Subholding Integrated Marine Logistics, yang memastikan kelancaran rantai pasok dari hulu hingga konsumen,” tambah Wiko.
Pertamina juga telah menerapkan digitalisasi di seluruh rantai operasionalnya. Sistem digital ini membantu memastikan subsidi energi, seperti solar dan LPG, tepat sasaran. Digitalisasi penyaluran solar telah mencapai 100%, sementara penyaluran subsidi lainnya terus dalam proses optimalisasi.