JAKARTA, BN NASIONAL – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menyebut mineral non logam pasir kuarsa sudah menjadi komoditas yang penting.
Hal ini diungkapkan Bahlil, karena pasir kuarsa menjadi salah satu bahan baku untuk membuat solar panel yang digunakan sebagai Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS).
“Pasir kuarsa yang awalnya kita tidak menganggap sesuatu yang penting, tapi sekarang menjadi sesuatu yang penting, karena ini menjadi komoditas bahan baku daripada solar panel,” kata Bahlil dalam acara Indonesia Mining Summit 2024 di Hotel Mulia Jakarta, Rabu (4/12/2024).
Bahan baku pembuatan panel surya yang banyak digunakan adalah pasir silika. Silika sendiri terdiri dari tiga jenis komoditas tambang, yakni pasir kuarsa, kuarsit, dan kristal kuarsa.
Mengacu data dari Kementerian ESDM, pasir kuarsa memiliki cadangan terbukti sebanyak 70,4 juta ton dan batu kuarsa memiliki cadangan terbukti sebanyak 16,9 juta ton.
Pasir kuarsa juga telah menjadi mineral kritis Melalui Keputusan Menteri (Kepmen) ESDM Nomor 296.K/MB.01/MEM.B/2023 Tentang Penetapan Jenis Komoditas yang Tergolong Dalam Klasifikasi Mineral Kritis. Dikelompokan 47 mineral dari komoditas tambang mineral logam, mineral bukan logam, dan batuan menjadi mineral kritis.
Pasir kuarsa, kuarsit, dan kristal kuarsa yang terkandung di silika, serta zirkonium yang mengandung zirkon masuk dalam klasifikasi mineral kritis oleh.