RI Alihkan Impor Lithium ke Australia, Lebih Ekonomis daripada Afrika

News112 Dilihat

JAKARTA, BN NASIONAL – Pemerintah Indonesia mulai mengalihkan sumber impor lithium dari kawasan Afrika ke Australia. Langkah ini dilakukan untuk menekan biaya logistik dan meningkatkan efisiensi dalam rantai pasok industri baterai kendaraan listrik nasional.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menyebut bahwa kerja sama dengan Australia dinilai lebih menguntungkan secara ekonomis karena jarak yang lebih dekat dengan Indonesia.

“Salah satu negara yang kita akan melakukan kerja sama itu adalah Australia. Selama ini kan kita bawa dari beberapa negara di Afrika. Nah, memang secara ekonomis akan jauh lebih ekonomis dari Australia karena biaya transportasinya,” kata Bahlil saat ditemui wartawan di Jakarta, Selasa (5/8/2025).

Menurut Bahlil, sejumlah pelaku usaha Indonesia bahkan sudah mengambil alih kepemilikan tambang lithium di Australia sebagai bagian dari upaya menjamin pasokan bahan baku yang lebih stabil dan efisien.

Baca juga  Satu Latihan Dapat Meningkatkan Otak Anda: Inilah Yang Ditemukan Para Ilmuwan

“Beberapa teman-teman pelaku usaha itu sudah mengambil tambang di sana,” ujarnya.

Meski demikian, Bahlil belum merinci volume impor lithium yang akan datang dari Australia, mengingat hal tersebut menjadi kewenangan pihak swasta.

“Saya belum tahu volumenya berapa karena saya bukan pengusahanya ya,” tambahnya.

Australia dikenal sebagai salah satu produsen lithium terbesar di dunia. Material ini menjadi komponen kunci dalam pengembangan baterai kendaraan listrik dan penyimpanan energi terbarukan. Peralihan impor ke Australia diperkirakan akan mempercepat realisasi ekosistem kendaraan listrik nasional serta mendukung target pembangunan industri baterai terintegrasi di Indonesia.