JAKARTA, BN Nasional – Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Jisman P. Hutajulu mengungkapkan bahwa kapasitas pembangkit listrik nasional telah mencapai 105 gigawatt (GW) hingga Mei 2025.
“Per Mei 2025, nasional kita sudah mempunyai pembangkit 105 GW,” kata Jisman saat Rapat dengan Pendapat (RDP) dengan Komisi XII DPR RI, Senin (30/6/2025).
Dari total kapasitas tersebut, pembangkit milik PLN dan swasta (IPP) mengelola sekitar 78,5 GW. Sementara pembangkit yang berdasarkan izin untuk kebutuhan sendiri tercatat sebesar 21,5 GW. Selain itu, terdapat pembangkit listrik usaha skala kecil lainnya (bilus) sebesar 4,8 GW.
“PLN dan IPP di dalamnya itu mengelola 78,5 GW. Kemudian untuk pembangkitan sendiri yang berdasarkan izin 21,5 GW. Bilus lainnya 4,8 GW,” ujar Jisman.
Lebih lanjut, Jisman merinci bauran energi pembangkit PLN dan IPP yang didominasi oleh batu bara sebesar 41,4 GW atau lebih dari 50 persen. Disusul pembangkit berbasis gas 23,14 GW, air 6,4 GW, dan panas bumi 2,69 GW.
Energi terbarukan lainnya seperti tenaga bayu tercatat 150 MW, bioenergi 100 MW, PLTS sebesar 370 MW, serta PLTD masih digunakan sebesar 4,29 GW.
“Sekarang ini belum ada dedieselisasi, nanti ada rencana. Tapi PLTD masih melayani saudara-saudara kita yang di remote,” ungkap Jisman.
Sementara itu, untuk pembangkit dari bilus lainnya, batu bara tetap mendominasi dengan kontribusi sekitar 16 GW atau 61%. Disusul gas sebesar 3 GW, diesel kurang dari 2%, surya sekitar 720 MW, serta PLTA lebih dari 1 GW.
Dalam hal transmisi, PLN disebut telah mengelola lebih dari 74.360 kilometer sirkuit jaringan listrik. Kapasitas gardu induk mencapai 183.560 MVA, sementara jaringan distribusi sudah menjangkau 1,068 juta kilometer sirkuit dengan gardu distribusi sebesar 70.190 MVA.





