Jakarta, BN Nasional – Melalui Ministry of Foreign Affairs and Trade (MFAT) pemerintah Selandia Baru dan Indonesia melakukan kerja sama di bidang panas bumi (Geothermal) melalui program kerja sama “Indonesia – Aoteroa New Zealand Geothermal Energy Programme (PINZ)”.
Selandia Baru memberikan bantuan teknis dan penigkatan kapasitas di tiga bidang, yakni kerangka aturan, eksplorasi panas bumi, dan peningkatan keterampilan serta kapasitas teknis tenga kerja. Bantuan ini berupa komitmen sebesar NZ$15,6juta (Rp147,8 miliar) untuk membantu Indonesia mencapai target energi terbarukan.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengatakan, mengapresiasi Pemerintah Selandia Baru atas kerja sama di sektor Geothermal yang telah terjalin selama ini.
“Kami sangat bersyukur memiliki kerja sama yang baik dengan Pemerintah Selandia Baru melalui MFAT dan Kedutaan Besar Selandia Baru. Saya berharap usaha bersama yang telah terbangun ini dapat mengakslerasikan pengembangan Panas Bumi di Indonesia dan menyediakan solusi yang berkelanjutan untuk mendukung transisi energi di Indonesia,” kata Arifin di Kementerian ESDM, Kamis (13/7/2023).
Menteri Luar Negeri dan Perdagangan Selandia Baru Nanaia Mahuta mengatakan, PINZ memperkuat dukungan terhadap sektor energi geothermal Indonesia melalui investasi dalam program investasi geothermal dengan Indonesia.
“Kerja sama ini akan membantu menurunkan emisi iklim dan menguntungkan kawasan Indo-Pasifik secara luas. Selandia Baru turut serta dalam kompetisi global untuk mengatasi perubahan iklim melalui pendanaan iklim untuk membantu negara-negara berkembang dalam melindungi kehidupan, mata pencaharian, dan infrastruktur dari dampak perubahan iklim,” kata Nanaia.
Pendanaan ini akan diberikan selama lima tahun dan dibangun atas dasar hubungan baik yang sudah berlangsung lama antara Selandia Baru dan Indonesai dalam pengembangan energi panas bumi. Kerja sama panas bumi antara Selandia Baru dan Indonesia pertama kali dimulai pada tahun 1970-an, dan merupakan bagian dari kerja sama energi terbarukan yang menjadi komitmen Selandia Baru dan Indonesia di bawah Kemitraan Komprehensif baru kami pada tahun 2018.
“Saya telah menyaksikan dan mendengar secara langsung dampak perubahan iklim terhadap komunitas Selandia Baru dan wilayah sekitar kami. Kami harus terus meningkatkan dukungan kami dan dan berkontribusi secara positif terhadap upaya global jika kita ingin mengurangi dampak dari perubahan iklim yang nyata dan berbahaya,” kata Nanaia. (Louis/Rd)