Tarif 32 Persen dari AS Masih Menggantung, Bahlil Tantang Trump: Kalau Nggak Turun, Nggak Ada Deal!

News115 Dilihat

JAKARTA, BN NASIONAL – Pemerintah Indonesia masih menunggu kepastian dari Amerika Serikat terkait rencana pengenaan tarif resiprokal sebesar 32 persen terhadap produk asal Indonesia.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menyatakan pihaknya belum bisa mengambil langkah konkret sembari menanti hasil negosiasi yang tengah dijalankan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto di Washington DC.

“Saya belum tahu perkembangan terakhir karena yang akan ngomong Pak Menko sebagai ketua delegasi,” ujar Bahlil saat ditemui di Gedung DPR RI, Senin (14/7/2025).

Bahlil mengungkapkan, Kementerian ESDM telah menyiapkan belanja energi dari AS senilai US$10 miliar hingga US$15 miliar. Namun, realisasi belanja itu sangat bergantung pada keputusan Presiden AS Donald Trump terkait penurunan tarif.

“Kami dari ESDM sudah mengalokasikan sekitar US$10 miliar-US$15 miliar untuk belanja dari Amerika kalau tarifnya diturunkan. Kalau tidak, berarti tidak ada deal dong,” ujarnya.

Baca juga  PT Timah Bersama Polda Babel Gelar Latihan Peningkatan Kemampuan Obvitnas

Sementara itu, Menko Airlangga memastikan bahwa penerapan tarif resiprokal 32 persen oleh AS yang rencananya dimulai 1 Agustus 2025, saat ini masih ditunda.

“Waktunya (penerapan tarif 32 persen) adalah kita sebut pause. Jadi penundaan penerapan untuk menyelesaikan perundingan yang sudah ada,” jelas Airlangga.

Penundaan ini merupakan hasil pertemuan Airlangga dengan Menteri Perdagangan AS Howard Lutnick dan Kepala Kantor Perwakilan Dagang AS (USTR) Jamieson Greer di Washington DC. Kedua belah pihak sepakat melanjutkan pembahasan dalam tiga pekan ke depan.