Jakarta, BN Nasional — “Memang terlihat banyak genangan air, tetapi anehnya grip yang saya dapat normal saja,” kata Michael van der Mark dari tim BMW Motorrad.
Dia sukses naik podium ketiga setelah Race 2 yang diguyur hujan, mengatasi perlawanan sengit dari juara dunia baru, Toprak Razgatlioglu.
“Bagi saya balapannya justru menyenangkan karena di sini ketrampilan penunggang lebih menentukan. Dalam kondisi hujan, sepeda motor tidak bisa mengeluarkan kinerja puncaknya dan lebih bergantung pada pengendalian si pembalap,” kata van der Mark, yang punya darah Indonesia dari neneknya yang berasal dari Lampung.
Pembalap Team HRC Alvaro Bautista punya pendapat sedikit berbeda. Dia mengeluh sangat kesulitan dengan motor Honda di trek basah Mandalika.
“Masih ada genangan khususnya di tikungan 5 dan 6 yang cukup menyulitkan. Dan juga tikungan 9 sangat membahayakan karena banyak air di dalam pembatas lintasan,” ulas Bautista, yang musim depan akan pindah ke Ducati.
“Bagusnya adalah kita membalap di depan para penonton Indonesia, karena di sini banyak penggemar sepeda motor. Saya juga sangat menyukai layout treknya, sangat menyenangkan untuk dilibas,” kata mantan pembalap MotoGP itu.
Kesimpulan dia?
“Jadi kami ingin [sirkuit] ini dipertahankan untuk kalender balapan tahun depan,” kata Bautista.
Namun, dia menyarankan agar drainase sirkuit diperbaiki karena di sejumlah tempat genangan airnya tidak mau pergi dari lintasan aspal.
Bautista menambahkan infrastruktur sirkuit tidak bisa sepenuhnya disalahkan, karena hujan yang datang Sabtu dan Minggu sangat tinggi intensitasnya, tetapi juga cepat berlalu.
Jonathan Rea, yang menyapu bersih kemenangan di dua balapan Mandalika, juga punya pengalaman berkesan saat Race 2 yang diguyur hujan.
“Sejujurnya ini merupakan salah satu sirkuit yang memiliki grip lebih baik dalam kondisi basah, walaupun bukan yang paling lengket di dunia”
“Masalahnya hanya pada pengerjaan drainase di sirkuit, ada satu area yang cukup dalam airnya, jadi saya berharap mereka akan membereskan masalah ini,” paparnya.