Bahlil: Hilirisasi Harus Lanjut hingga Pascatambang, Proyek Baterai Karawang Jadi Model Ekonomi Berkelanjutan

News127 Dilihat

KARAWANG, BN NASIONAL – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menegaskan bahwa hilirisasi sumber daya alam tidak boleh berhenti pada proyek tambang semata. Ia menekankan pentingnya keberlanjutan ekonomi di daerah-daerah yang menjadi lokasi proyek, termasuk melalui diversifikasi sektor ekonomi setelah tambang selesai beroperasi.

Hal ini disampaikan Bahlil saat menghadiri Groundbreaking Ekosistem Industri Baterai Listrik Terintegrasi Konsorsium ANTAM-IBC-CBL, proyek ekosistem baterai berbasis nikel terintegrasi pertama di dunia dan terbesar di Asia Tenggara.

“Kami laporkan bahwa atas arahan Bapak Presiden, kita jangan sampai menjadi negara kutukan sumber daya alam. Artinya setelah tambang ini selesai harus ada diversifikasi hilirisasi apa yang akan kita bangun. Nah proposal Fs-nya (Feasibility Study) sudah disampaikan kepada kami. Bahwa kita memikirkan mulai sekarang pasca tambang investasi apa yang akan dibangun di sana,” ujar Bahlil di Karawang, Jawa Barat, Minggu (29/6/2025).

Baca juga  Menulis ulang buku teks: fisikawan menemukan efek aula anomali di mana tidak seharusnya ada

Sebagai bentuk konkret, pada tahun ke-8 hingga ke-9 proyek berjalan, pemerintah dan konsorsium akan membangun pusat-pusat ekonomi baru di sektor perikanan dan perkebunan dengan memanfaatkan lahan bekas tambang.

“Agar begitu tambang selesai, tetap perputaran ekonomi di daerah terus berjalan,” tambahnya.

Senada dengan itu, Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto yang turut hadir dalam acara tersebut menyebut proyek ini sebagai program kolosal yang akan mendorong terwujudnya kemandirian energi nasional.

“Saya diberitahu oleh para pakar bahwa bangsa kita ini sungguh-sungguh bisa swasembada energi. Dan hitungan saya tidak lama, tidak lama. Lima tahun, paling lambat enam tahun, kita bisa swasembada energi,” ujar Prabowo.

Ekosistem Industri Baterai Listrik Terintegrasi Konsorsium ANTAM-IBC-CBL menghubungkan rantai pasok dari hulu ke hilir, mulai dari pertambangan nikel di Halmahera Timur hingga produksi baterai kendaraan listrik di Karawang. Proyek ini menjadi bagian dari Proyek Strategis Nasional (PSN) dengan nilai investasi sebesar USD 5,9 miliar, mencakup lahan 3.023 hektare, dan diproyeksikan menyerap 35 ribu tenaga kerja langsung.

Baca juga  Lacoste menghormati novak djokovic dengan menukar logo dengan kambing

Selain itu, proyek ini juga akan melibatkan 18 infrastruktur pelengkap, termasuk pembangunan dermaga multifungsi. Dengan kapasitas awal produksi baterai kendaraan listrik sebesar 6,9 GWh yang akan ditingkatkan menjadi 15 GWh, Indonesia akan memperkuat posisinya sebagai produsen baterai kendaraan listrik terbesar di kawasan Asia Tenggara.

Proyek ini juga ditargetkan dapat menyuplai baterai untuk 300 ribu kendaraan listrik dan menekan impor bahan bakar minyak hingga 300 ribu kiloliter per tahun—sebuah lompatan signifikan menuju transisi energi nasional.