JAKARTA, BN NASIONAL – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menegaskan pentingnya percepatan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) dan penguatan cadangan energi nasional dalam Sidang Anggota Dewan Energi Nasional (DEN) pertama tahun 2025.
“Ada dua yang akan kita bahas sebagai tindak lanjut dari apa yang sebelumnya disampaikan Plt. Sekjen DEN, yang pertama adalah Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) dan Cadangan Penyangga Energi (CPE),” ujar Bahlil dalam sidang DEN, dikutip Senin (21/4/2025).
Ia mengungkapkan bahwa Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2025–2034 tengah memasuki tahap finalisasi dan akan segera dilaporkan kepada Presiden. Dalam RUPTL tersebut, pembangunan PLTN menjadi salah satu agenda penting.
“Untuk PLTN itu kita mulai on itu 2030 atau 2032. Jadi mau tidak mau kita harus melakukan persiapan semua regulasi yang terkait dengan PLTN,” jelasnya.
Menurut Bahlil, pemanfaatan energi nuklir penting untuk memperkuat sistem ketenagalistrikan nasional, sekaligus menjadi solusi energi baru yang murah dan ramah lingkungan.
Namun, ia menekankan bahwa pemanfaatan nuklir sebagai sumber pembangkit listrik harus diimbangi dengan sosialisasi kepada masyarakat secara masif sehingga masyarakat memahami pemanfaatan nuklir.
Selain isu PLTN, Sidang DEN juga membahas soal ketahanan energi, khususnya menyangkut konsumsi minyak nasional yang mencapai 1,5–1,6 juta barel per hari, jauh di atas kapasitas produksi minyak nasional yang hanya berkisar antara 580 ribu hingga 610 ribu barel per hari.
“Nah terkait dengan kondisi itu, Pak Presiden memberikan arahan kepada kami untuk membangun kilang 1 juta barel untuk meningkatkan ketahanan energi nasional kita,” katanya.