JAKARTA, BN NASIONAL – Memasuki tahun 2024, sektor pertimahan yang selama ini menjadi penopang utama perekonomian Bangka Belitung menghadapi tantangan signifikan.
Dinamika industri timah sepanjang 2024, dengan kasus dugaan korupsi timah dengan angka Rp300 triliun, memberikan dampak besar terhadap perekonomian Provinsi Bangka Belitung.
Aktris dari Bangka Belitung, Sandra Dewi mengungkapkan kondisi Provinsi Bangka Belitung saat ini sudah mencekam pasca pengusutan kasus dugaan korupsi timah yang dilakukan Kejaksaan Agung (Kejagung).
“Keadaan Bangka Belitung pun menjadi mencekam, banyak pencurian perampokan, dan juga begal di mana-mana,” kata Sandra Dewi di Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Pusat, Kamis (10/10/2024).
Hal ini tercermin dalam pertumbuhan ekonomi yang melambat, hanya mencatatkan angka 1,01% pada triwulan I dan sedikit meningkat menjadi 1,03% pada triwulan II.
Dekan Fakultas Ekonomi (FE) Universitas Bangka Belitung (UBB) Devi Valeriani mengungkapkan, penurunan ekspor timah yang mendominasi sekitar 80% dari total ekspor provinsi ini sangat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi.
“Tercatat pada Bulan Januari 2024 nilai ekspor hanya US$29,79 juta, atau turun 82,55 persen dibandingkan Desember 2023 mencapai US$170,64 juta . Disinyalir penurunan ekspor ini, karena tidak adanya ekspor timah selama Januari 2024,” kata Devi dalam keterangannya, Minggu (13/10/2024).
Merujuk pada Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bangka Belitung, dari jumlah penduduk bekerja di Bangka Belitung, sektor pertambangan dan penggalian yang terkontraksi sebesar 10,09 persen (Y-on-Y) pada triwulan I-2024, melanjutkan tren penurunan dari triwulan sebelumnya.
Kondisi ini, lanjut Devi, makin diperparah dengan konflik antara PT Timah dan mitra, yang memicu anjloknya ekspor pada Januari 2024 hingga 82,55% dibandingkan Desember 2023. Hal ini berdampak pada tenaga kerja yang terlibat langsung dalam aktivitas pertimahan, mengancam penghidupan ribuan orang di sektor ini.
“Kita sama-sama memahami bahwa Pertumbuhan ekonomi Babel hampir 80 persen masih didorong oleh konsumsi,” ujarnya.
Menurutnya, tenaga kerja di PT Timah dan perusaahaan swasta yang berjumlah lebih dari 30 smelter untuk melakukan ekspor timah mengalami penurunan pendapatan.
“Sehingga sangat terdampak signifikan ketika goncangan terjadi pada bidang pekerjaannya terhadap tenaga kerja. Keadaan ini menjadi salah satu penyebab terbentuknya pengangguran di Bangka Belitung,” jelas Devi.