Bentuk tubuh, warna, dan perilaku sering kali berkembang bersamaan jenis beradaptasi dengan lingkungannya. Para peneliti dari Universitas Lund di Swedia telah mempelajari fenomena ini pada jenis kadal dinding besar, hijau terang, dan agresif yang ditemukan di dekat Mediterania. Mereka menemukan bahwa tipe sel unik mungkin memainkan peran kunci dalam evolusi sendi ini.
Adaptasi merupakan perubahan genetik yang mengakibatkan peningkatan kelangsungan hidup di lingkungan sekitar. Ini dapat mempengaruhi warna, bentuk, dan perilaku. Namun, dasar bagaimana hal ini bekerja secara genetis masih diselimuti misteri.
Dalam sebuah studi baru, ahli biologi evolusi telah menggabungkan kerja lapangan dan DNA analisis untuk mempelajari kadal dinding besar, hijau, agresif, dan menonjol secara seksual di wilayah Mediterania. Mereka menemukan sejumlah gen yang bertanggung jawab atas penampilan kadal yang mirip Hulk.
Penelitian tentang Sel Puncak Neural
“Semua jaringan dan organ yang berada di balik penampakan mirip Hulk berkembang dari sel yang disebut sel puncak saraf yang terbentuk pada embrio awal. Kami percaya bahwa sel-sel yang mendasari perubahan bentuk, warna, dan perilaku diatur bersama, dan oleh karena itu sifat-sifat tersebut berevolusi bersama,” kata Nathalie Feiner, ahli biologi evolusi di Lund University.
Kelompok peneliti menyelidiki kadal dinding biasa dengan warna hijau dan hitam, ukuran tubuh yang mengesankan, dan perilaku agresif. Laki-laki dengan penampilan ini muncul ribuan tahun yang lalu, dekat dengan Roma saat ini, dan telah menunjukkan diri mereka dominan terhadap laki-laki dengan kombinasi warna lain. Hal ini mengakibatkan kadal Hulk menyebar ke seluruh Italia.
“Pengetahuan kita tentang sel puncak saraf hampir seluruhnya berasal dari beberapa model organisme, seperti tikus. Kami sekarang memetakan jenis sel ini pada embrio kadal untuk memahami bagaimana fenomena seperti kadal Hulk dapat berevolusi,” kata Nathalie Feiner.
Selama beberapa tahun ke depan, Feiner dan timnya akan melakukan lebih banyak studi lapangan, membentuk kelompok pemuliaan, dan melakukan analisis genetik tingkat lanjut, termasuk menggunakan teknik penyuntingan gen CrispR-Cas9. Semua ini bertujuan untuk mengetahui peran sel puncak saraf dalam evolusi warna, bentuk, dan perilaku yang saling terkait.
“Fokus kami adalah pada kadal, namun penemuan kami mungkin dapat diterapkan pada semua hewan dengan sel krista saraf, yang mencakup sekitar 70.000 spesies vertebrata. Meskipun penelitian kami memberikan kemungkinan penjelasan tentang cara kerja evolusi, hal ini juga merupakan awal dari banyak bidang penelitian baru,” katanya.
Referensi: “Introgresi adaptif mengungkap dasar genetik dari sindrom yang dipilih secara seksual pada kadal dinding” oleh Nathalie Feiner, Weizhao Yang, Ignas Bunikis, Geoffrey M. While dan Tobias Uller, 3 April 2024, Kemajuan Ilmu Pengetahuan.
DOI: 10.1126/sciadv.adk9315