Kadin Indonesia: Belum Ada Kepastian dari Pasangan Capres-Cawapres Terkait Energi Baru Terbarukan

Nasional, News4 Dilihat

JAKARTA, BN NASIONAL.

Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia menyampaikan bahwa hingga saat ini belum terlihat dukungan yang kuat dari pasangan calon presiden (Capres) dan calon wakil presiden (Cawapres) terkait dengan pengembangan energi baru terbarukan (EBT) dan promosi elektrifikasi di Indonesia.

Yuki Nugrahawan Hanafi, Pelaksana Harian Ketua Umum Kadin Indonesia, menyatakan bahwa meskipun pemerintah telah mendorong penggunaan transportasi publik dengan memperkuat adopsi mobil listrik dan bus listrik di kota besar, namun langkah tersebut belum mencapai tingkat yang signifikan.

“Sementara upaya untuk menghemat bahan bakar minyak (BBM) berdampak pada kemacetan dan lingkungan, perlu waktu. Namun, saya belum melihat dari salah satu calon presiden atau calon wakil presiden yang secara khusus mendorong pembangunan EBT dan elektrifikasi secara masif,” ujar Yuki saat sesi konferensi pers “Menuju Indonesia Emas 2045” di Jakarta, Rabu (10/1/2024).

Baca juga  Jika Walgreens Menjual ke Ekuitas Swasta, Kesepakatan Mungkin Akan Menyertai Pihak Lain

Menurut Yuki, selain dari aspek energi, isu-isu kesehatan, kewirausahaan yang terkait dengan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), serta komitmen terhadap keberlanjutan juga harus menjadi fokus utama bagi pasangan Capres-Cawapres.

“Kebijakan subsidi, terutama terkait BBM, memerlukan perencanaan yang matang. Lingkungan yang baik harus d iakomodasi sesuai kebutuhan, sementara dalam jangka pendek, antrian dan keterkaitan BBM dengan industri dan distribusi mengalami kendala antrian yang cukup panjang. Ini membutuhkan strategi jangka panjang,” jelas Yuki.

Yuki menekankan bahwa pasangan Capres-Cawapres harus memiliki rencana jangka panjang yang komprehensif untuk mempersiapkan transisi ke energi baru terbarukan, tidak hanya sebatas pada BBM. Contohnya, masalah batubara perlu d iperhatikan, mengingat produksi Indonesia d iperkirakan akan mencukupi selama sekitar 150 tahun. Tantangan di bidang clean energy juga perlu d iperhitungkan, mengingat biaya yang masih tinggi dan memerlukan subsidi, sementara masyarakat belum sepenuhnya siap untuk mengadopsinya.

Baca juga  Kementerian PUPR Targetkan 13 Ruas Jalan Tol Baru Beroperasi di Akhir 2023

“Rencana tersebut harus melibatkan aspek-aspek yang saling terkait satu sama lain,” tambahnya.(*)