PGN dan PTBA Kembangkan Gas Sintetik dari Batu Bara, Targetkan Kurangi Impor Gas

News114 Dilihat

JAKARTA, BN Nasional – PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) menggandeng PT Bukit Asam Tbk (PTBA) dalam proyek strategis pemanfaatan batu bara berkalori rendah menjadi Synthetic Natural Gas (SNG). 

Langkah ini dinilai sebagai strategi baru untuk memperkuat ketahanan energi nasional dan mengurangi ketergantungan terhadap impor gas.

Sumber energi alternatif ini akan dikembangkan dari cadangan low-rank coal milik PTBA di Tanjung Enim, Sumatera Selatan. Lokasi yang hanya berjarak dekat dari jaringan pipa transmisi PGN di Pagardewa. Kedekatan ini dinilai menjadi keunggulan tersendiri karena mampu menekan biaya pengembangan infrastruktur.

Sepanjang tahun 2025, kedua perusahaan akan menjalankan studi kelayakan menyeluruh. Fokusnya adalah potensi pembangunan fasilitas produksi SNG, pengembangan jaringan pipa, dan perumusan model bisnis yang berkelanjutan.

“Inisiatif ini sejalan dengan prioritas pemerintah dalam hilirisasi dan kemandirian energi. Jika terealisasi, proyek ini berpotensi memperkuat pasokan gas dalam negeri dan mengurangi ketergantungan terhadap impor,” ujar Direktur Strategi dan Pengembangan Bisnis PGN Rosa Permata Sari, dalam keterangannya Senin (21/4/2025).

Baca juga  Biarkan Jamie Lee Curtis Menjadi Pembenci MCU, Dasar Pengecut

SNG adalah gas hasil konversi batu bara yang memiliki karakteristik mirip gas bumi. Produk ini bisa dimanfaatkan baik sebagai bahan bakar maupun bahan baku industri, dan rencananya akan dipasok ke pelanggan eksisting PGN, terutama industri di Jawa Bagian Barat yang tengah menghadapi tantangan pasokan.

“Kami terus berkoordinasi dengan Kementerian ESDM, Holding Migas Pertamina, serta pemangku kepentingan lainnya untuk memastikan studi berjalan sesuai prinsip tata kelola yang baik,” kata Rosa.

Tak hanya mengembangkan SNG, PGN juga memperluas inisiatif diversifikasi energi dengan proyek biomethane yang berasal dari limbah cair kelapa sawit (Palm Oil Mill Effluent/POME). Proyek ini bekerja sama dengan konsorsium Jepang dan ditargetkan mulai beroperasi pada kuartal II 2027, dengan kapasitas produksi 1,2 BBTUD.

 “Proyek Biomethane juga merupakan komitmen PGN terhadap keberlanjutan pasokan gas bumi yang rendah karbon, sehingga dapat membantu mengurangi emisi karbon dan mendukung NZE pada tahun 2060,” kata Rosa.