Jakarta, BN Nasional – Wakil Menteri BUMN I Pahala Mansury mendorong tujuh perusahaan BUMN yang memiliki kontribusi emisi tertinggi untuk mencari mitra guna mendukung program dekarbonisasi. Tujuh perusahaan BUMN tersebut adalah PT Pertamina, PT PLN, PT Pupuk Indonesia, PT Semen Indonesia, Perkebunan Nusantara (PTPN), PT Perhutani, dan Holding BUMN Pertambangan MIND ID.
Pahala berharap, ketujuh BUMN tersebut agar dapat bekerja sama dengan semua pihak dalam program dekarbonisasi di Indonesia.
“Kementerian BUMN telah menjadikan penurunan emisi sebagai indikator utama kinerja setiap tahun. Oleh karena itu, Pahala menekankan bahwa setiap perusahaan BUMN harus dapat mencapai target penurunan emisi,” kata Pahala di EBTKE Conex 2023, Kamis (13/7/2023).
Pahala juga menjelaskan, bahwa saat ini telah ada Surat Edaran Menteri BUMN Nomor 6 Tahun 2022 yang menjadi pedoman bagi semua perusahaan milik negara, terutama tujuh perusahaan tersebut, agar dapat menerapkan akuntansi karbon.
“Ini juga yang kita harapkan bahwa starting point-nya kita bisa melakukan pengukuran jumlah emisi bersama-sama sebagai base lining untuk menjadi dasar menurunkan emisi ke depannya,” katanya.
Tantangan bagi tujuh BUMN ini tidak terlepas dari ambisi Indonesia untuk mencapai Net Zero Emission pada tahun 2060 atau lebih cepat. Sektor energi khususnya menjadi perhatian karena kontribusinya yang signifikan terhadap total emisi gas rumah kaca.
“Transisi energi tidak boleh berhenti pada komitmen semata, tetapi harus diikuti dengan tindakan nyata dari semua pihak terkait,” katanya.
Lebih lanjut, Pahala berharap penerapan akuntansi karbon dan rencana penurunan emisi dapat diikuti dengan kontribusi terhadap pasar karbon sukarela maupun pasar karbon yang sesuai dengan peraturan. Sebagai contoh, dia menyebut PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (PPI) dan PT Pertamina Geothermal Energy (PGE) telah menerapkan upaya untuk mendorong pasar karbon dan solusi berbasis alam.
PGE misalnya, telah mencapai tahap validasi dan verifikasi terkait proyek kredit karbon di Lahendong 6 dan diharapkan dapat menjadi pilot dalam peluncuran bursa karbon. Pahala juga menyebut bahwa volume karbon yang tersedia saat ini untuk vintage pertama sekitar 262 ribu ton CO2, dan diharapkan dapat menjadi model pengembangan perdagangan karbon di Indonesia.
Sementara itu, PPI telah menandatangani Head of Agreement dengan PT Perhutani untuk proyek solusi berbasis alam. Pahala berharap kerja sama antara kedua pihak dapat direalisasikan dengan mengacu pada studi kelayakan awal yang telah dilakukan. Dia menegaskan bahwa upaya pengembangan solusi berbasis alam tersebut memiliki tingkat pengembalian investasi di atas 15%, terutama untuk 2 dari 9 konsesi yang telah dilakukan pada studi kelayakan tersebut. (Tr/Rd)