JAKARTA, BN NASIONAL – PT Vale Indonesia Tbk (INCO) mencatat kinerja operasional yang solid sepanjang kuartal kedua 2025 (2T25), ditandai dengan peningkatan volume produksi nikel dalam matte sebesar 9% dibandingkan kuartal sebelumnya.
Perusahaan menilai capaian ini sebagai hasil dari pelaksanaan pemeliharaan terencana yang efektif dan fokus berkelanjutan pada kualitas operasional. Jika dibandingkan secara tahunan (year-on-year), produksi pada 2T25 juga naik signifikan sebesar 12%.
“Perkembangan positif ini mencerminkan fokus Perseroan yang berkelanjutan pada kualitas dan pelaksanaan kegiatan pemeliharaan terencana yang efektif, yang keduanya penting bagi keberlanjutan operasional,” terang manajemen dalam keterangan resminya.
Sepanjang paruh pertama 2025 (1H25), produksi naik 2% dibandingkan periode sama tahun lalu. PT Vale tetap optimistis dapat mempertahankan stabilitas operasional dengan target produksi sebesar 71.234 ton nikel dalam matte untuk tahun ini, meningkat dari target tahun lalu.
Kinerja pengiriman juga menunjukkan tren positif. Pada 2T25, pengiriman nikel matte naik menjadi 18.023 ton dari sebelumnya 17.096 ton pada 1T25.
“Hal ini mencerminkan kinerja operasional yang stabil dan peningkatan efisiensi produksi,” jelas Wakil Presiden Direktur dan Chief Operation and Infrastructure Officer Perseroan, Abu Ashar.
Kenaikan harga realisasi rata-rata nikel matte dari US$11.932 menjadi US$12.091 per ton turut mendorong pendapatan PT Vale naik 7% menjadi US$220,2 juta. Meski menghadapi tantangan dari royalti baru dan percepatan jadwal pemeliharaan, perusahaan tetap mencatat EBITDA sehat sebesar US$40 juta dan laba bersih positif senilai US$3,5 juta.
“Kami akan memiliki baseline yang lebih kuat mulai paruh kedua tahun ini. Kami telah mencapai kesepakatan baru untuk penetapan harga nikel matte dengan para pelanggan dan juga memperoleh persetujuan untuk revisi Rencana Kerja dan Anggaran Belanja (RKAB) sekitar 2,2 juta ton bijih saprolit dari blok Bahodopi,” ujar Direktur dan Chief Financial Officer Perseroan, Rizky Putra.
Selain efisiensi operasional, PT Vale juga mencatat penurunan konsumsi energi dan penghematan biaya yang signifikan. Harga batubara turun 19%, HSFO turun 1%, sementara harga diesel naik 8% pada 2T25. Konsumsi diesel kembali ke tingkat normal, menandai stabilisasi operasional.
Hingga 30 Juni 2025, kas dan setara kas perusahaan tercatat sebesar US$506,7 juta, menurun dari US$601,4 juta pada kuartal sebelumnya karena belanja modal mencapai US$96,4 juta. PT Vale menyatakan komitmennya untuk tetap menjaga disiplin keuangan dan mengelola pengeluaran secara cermat di tengah pasar yang penuh tantangan.





