Rare Earth di PT Timah (TINS) Masih Tahap Uji Coba, Belum Masuk Skala Industri 

News128 Dilihat

JAKARTA, BN NASIONAL – PT Timah (TINS) mengonfirmasi bahwa proyek pengembangan logam tanah jarang (LTJ) atau rare earth element hingga saat ini masih berada dalam tahap uji coba atau pilot plan. Perusahaan pelat merah ini menegaskan bahwa proses belum memasuki tahap produksi berskala industri.

Direktur Pengembangan Usaha PT Timah, Suhendra Yusuf Ratuprawiranegara, menjelaskan bahwa meski proses uji coba telah dilakukan sejak lebih dari satu dekade lalu, pengembangan LTJ masih belum mencapai hasil akhir yang dapat diandalkan untuk produksi massal.

“Ttentang LTJ saya perlu sampaikan di sini bahwa pt Timah itu masih dalam skala pilot plan. Jadi untuk ltj ini sekarang ini harus memenuhi persyaratan, komposisi yang kita kena itu sudah masih dalam kategori selesai secara pilot plannya,” kata Suhendra dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis (12/6/2025).

Baca juga  Bahkan Lego akan kembali ke Avengers: Endgame

Suhendra juga meluruskan persepsi publik yang menganggap proyek LTJ sudah mendekati tahap komersialisasi. Ia menegaskan bahwa sejak 2010 hingga saat ini, proses pengolahan LTJ masih belum membuahkan keberhasilan yang memadai.

“Nah, hal ini perlu kami luruskan juga bahwa sejak tahun 2010 sampai dengan sekarang, proses itu dalam tanda petiknya masih belum berhasil,” ujarnya.

Lebih lanjut, Suhendra menyampaikan bahwa saat ini manajemen baru PT Timah menunjukkan komitmen untuk melanjutkan dan menyempurnakan proses uji coba tersebut. Perusahaan akan terus melakukan perbaikan hingga spesifikasi dan komposisi yang dibutuhkan untuk produksi industri bisa tercapai.

“Komitmen dari Pak Dirut pada saat kami bergabung di PT Timah ini untuk melanjutkan kembali proses pilot plan tersebut untuk logam tanah jarang atau rare earth element. Jadi prinsipnya kami akan menyempurnakan proses-proses, termasuk nanti pada saatnya secara komposisi dan secara spek terpenuhi nanti kita akan coba mempreprose itu secara industri,” jelasnya.

Baca juga  Seorang warga Palestina tewas, empat warga Israel terluka dalam operasi penabrakan mobil di Ramla

Namun demikian, Suhendra menekankan bahwa proses pilot plan saat ini pun masih menghadapi banyak tantangan dan memerlukan pembenahan lebih lanjut.

“Untuk proses pilot plan ini pun masih dalam proses yang harus butuh banyak pembedahan,” katanya.