RI-Rusia Jalin Kolaborasi Pengembangan Teknologi dan SDM Nuklir

News31 Dilihat

JAKARTA, BN NASIONAL – Pemanfaatan energi nuklir menjadi salah satu langkah strategis yang ditempuh Indonesia untuk mencapai komitmen Net Zero Emission (NZE) pada 2060. Kerja sama internasional dinilai dapat membuka peluang kolaborasi dalam pengembangan teknologi nuklir serta penguatan sumber daya manusia (SDM) nuklir di Indonesia.

Hal ini disampaikan oleh Kepala Organisasi Riset Tenaga Nuklir (ORTN) Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Syaiful Bakhri, dalam pertemuan “The 3rd Indonesian-Russian Joint Coordinating Committee Meeting on Cooperation in Nuclear Sphere” di Kawasan Sains dan Teknologi B.J. Habibie, Serpong, pada Kamis (10/10/2024).

Syaiful menegaskan bahwa kegiatan ini, yang diadakan bersama dengan State Atomic Energy Corporation ROSATOM dari Rusia, menandai tonggak penting dalam hubungan bilateral antara Indonesia dan Rusia.

“Kerja sama strategis ini, termasuk penggunaan energi nuklir untuk tujuan damai, tidak hanya menguntungkan kedua negara, tetapi juga mendukung tujuan global,” ujar Syaiful.

Baca juga  Google Sebut Iklan Olimpiade AI Sudah Teruji dengan Baik Sebelum Timbulkan Kemarahan

Ia juga menggarisbawahi bahwa Indonesia dapat belajar dari pengalaman ROSATOM dalam membangun masa depan energi nuklir yang berkelanjutan.

“ROSATOM memberikan pengalaman berharga bagi Indonesia, tidak hanya dalam teknologi nuklir, tetapi juga dalam membangun industri nuklir yang kuat,” tambahnya.

Syaiful berharap, kerja sama dengan ROSATOM dapat memperkuat kualitas SDM nuklir di Indonesia untuk mendukung implementasi program nuklir di tanah air. Ia juga berharap pengiriman SDM Indonesia untuk mengikuti pelatihan, lokakarya, dan program visiting researchers dapat mempercepat realisasi program nuklir di Indonesia.

“Kerja sama ini mencakup revitalisasi dan dekontaminasi fasilitas nuklir, serta persiapan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) di Indonesia,” jelasnya.

Wakil Direktur Jenderal Pertama ROSATOM, Kirill Komarov, yang hadir secara daring, menyatakan komitmen penuh ROSATOM untuk mendukung Indonesia dalam mewujudkan energi nuklir sebagai bagian dari bauran energi nasional guna mencapai NZE pada 2060. 

Baca juga  Temui Tawon Penipu: 22 Spesies Baru Ditemukan, Dinamai Berdasarkan Pencuri Legendaris Seperti Han Solo

“Indonesia sedang mempertimbangkan energi nuklir untuk mencapai NZE pada 2060 dan berencana mengoperasikan pembangkit listrik tenaga nuklir pertama pada 2032-2033. Kami siap memberikan dukungan maksimal dalam implementasi proyek ini,” ujar Komarov.

Komarov juga menyebut bahwa ROSATOM memiliki pengalaman luas dalam aplikasi teknologi nuklir, baik untuk bidang energi maupun non-energi, seperti kedokteran nuklir, teknologi radiasi, dan pertanian.

Director for International Business ROSATOM, Boris Vasilev, mengungkapkan bahwa komunikasi dengan para pemangku kepentingan di Indonesia telah diperkuat dalam dua tahun terakhir, mencakup sektor energi, aplikasi nuklir non-energi, pengembangan SDM, dan regulasi. 

Boris menambahkan, ROSATOM menawarkan solusi terpadu dalam proyek nuklir, mulai dari perencanaan, pengembangan infrastruktur, hingga pemeliharaan dan manajemen limbah.

Suwondho Arie, perwakilan dari Direktorat Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (DJEBTKE) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), menekankan bahwa tenaga nuklir memiliki potensi besar dalam menghadapi perubahan iklim dan tantangan ketahanan energi. Menurutnya, tenaga nuklir dapat memainkan peran penting dalam memastikan keamanan energi di masa depan.

Baca juga  Kazakhstan Deklarasikan 10 Januari Hari Berkabung Nasional

“Kami merencanakan pengoperasian PLTN pertama pada 2032 dengan kapasitas awal 250 megawatt, yang akan meningkat hingga 35 gigawatt pada 2060 dalam skenario rendah,” ujar Suwondho.

Kepala Pusat Riset Teknologi Reaktor Nuklir (PRTRN) BRIN, Topan Setiadipura, menambahkan bahwa Indonesia sedang menunggu momen penting untuk mengoperasikan PLTN sebagai bagian dari bauran energi nasional dalam rangka transisi energi. 

“PLTN generasi lanjut, Small Modular Reactor (SMR), atau mikroreaktor akan memainkan peran penting dalam memenuhi kebutuhan energi nasional. Teknologi SMR dari ROSATOM diharapkan dapat segera dibangun dan dimanfaatkan di Indonesia,” jelas Topan.

Topan juga menegaskan pentingnya peran BRIN sebagai Technical Support Officer (TSO) atau co-developer dalam bekerja sama dengan vendor-vendor di Indonesia untuk mewujudkan proyek PLTN.