Kelola Ratusan Pelabuhan, Pertamina Tekan Biaya Lewat Efisiensi Waktu Sandar

News59 Dilihat

JAKARTA, BN NASIONAL – PT Pertamina Trans Kontinental (PTK) terus memperkuat efisiensi operasional melalui pengelolaan lebih dari 100 pelabuhan dan fasilitas pendukung di seluruh Indonesia.

Salah satu fokus utama perusahaan adalah mengurangi waktu tunggu dan waktu sandar kapal guna menekan biaya logistik energi nasional.

Presiden Direktur PTK I Ketut Laba mengatakan, pengelolaan pelabuhan menjadi kunci dalam menciptakan rantai pasok energi yang lebih efisien dan andal, terlebih di tengah volatilitas pasar energi global yang tinggi.

“Kami mengelola lebih dari 100 pelabuhan, pelabuhan jetty terminal (JT), stasiun antar kapal, dan tambatan satu titik, jadi kami mengoperasikan semua fasilitas ini,” kata Ketut dalam sesi diskusi bertajuk ‘Market Outlook for Shipping’ di acara Indonesia Maritime Week 2025, Rabu (28/9/2025).

Menurutnya, waktu tunggu kapal yang tinggi dan proses sandar yang lambat menjadi penyumbang besar terhadap biaya logistik di sektor energi.

Baca juga  Breakthrough Packaging memotong merkuri di tuna kalengan sebesar 35%

“Dari segi infrastruktur, kami juga meningkatkan pelabuhan dan fasilitas kami untuk mengurangi singgah di pelabuhan,” ujarnya.

Untuk itu, PTK melakukan berbagai pembenahan, termasuk peningkatan infrastruktur pelabuhan, digitalisasi sistem monitoring, serta optimalisasi jadwal kapal.

Selain efisiensi waktu, PTK juga terus meningkatkan standar keselamatan dan pelayanan di seluruh pelabuhan yang dikelolanya. Hal ini tidak hanya penting untuk mendukung kelancaran distribusi energi dalam negeri, tetapi juga untuk meningkatkan daya saing pelayaran Indonesia di tingkat global.

Lebih jauh, Ketut menyampaikan bahwa efisiensi di pelabuhan juga menjadi bagian dari strategi perusahaan untuk mendukung transisi energi dan keberlanjutan operasional.

Dengan pengelolaan fasilitas yang terintegrasi dan modern, PTK berkomitmen menciptakan ekosistem logistik energi yang adaptif terhadap tantangan masa depan.

“Saya kita kita juga memerlukan dukungan dari industri lain untuk mengembangkan ekosistem yang kompetitif guna meningkatkan efisiensi seluruh industri pelayaran,” jelas Ketut.