Pertamina Masih Cari Partner untuk Blok Masela

by admin
2 minutes read

JAKARTA, BN NASIONAL

KEMENTERIAN Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengungkapkan, hingga saat ini PT Pertamina (Persero) masih belum menemukan partner yang cocok untuk menggarap Blok Masela.

Direktur Jenderal Migas Kementerian ESDM Tutuka Ariadji mengatakan, saat ini belum ada keterangan secara resmi partner yang akan bergabung dengan Pertamina dan Inpex di Blok Masela, hanya saja sudah tahap pembicaraan.

“Belum apa ya, masih belum ada formal. Masih pembicaraan-pembicaraan, tapi belum ada,” kata Tutuka saat ditemui di Kementerian ESDM, Senin (25/9/2023).

Pemerintah tidak menutup kemungkinan adanya investor dari luar negeri atau dalam negeri yang ingin bergabung dalam proyek gas abadi ini.

Saat ini, Inpex memegang 65 persen participating interest (PI), Pertamina 20 persen, dan sisanya Petronas sebanyak 15 persen.

Misi pencarian partner baru Pertamina untuk mencari mitra sudah berpengalaman pengeboran gas alam cair (LNG) di laut (offshore).

“Petronas, Pertamina, dan Inpex itu kalau pemain offshore LNG belum begitu berpengalaman panjang lah gitu,” katanya.

Sebelumnya, PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) berencana masuk sebagai partner Pertamina di dalam pengembangan Blok Masela, namun Tutuka menepis hal tersebut dan belum keputusan final.

“Yang dicari sebenarnya yang bisa mengurangi risiko bisnis semacam ini, tapi ini belum fix lah masih pembicaraan,” kata Tutuka.

Sebelumnya, Menteri ESDM Arifin Tasrif mengatakan, Pertamina memiliki kajian yang kompleks terhadap lapangan tersebut, hal ini membutuhkan kompetensi yang khusus dalam pelaksanaanya.

“Jadi kemarin dari mereka punya kajian bahwa kompleksitas lapangannya ini membutuhkan kompetensi yang khusus, nah untuk itu memang terbukalah,” kata Arfin di Kementerian ESDM, Jumat, 1 September 2023.

Arifin berharap, dengan masuknya mitra baru di Blok Masela dapat mempercepat pengembangan, dan dapat mulai produksi di tahun 2030, setelah sekian lama molor.

“Supaya memang lapangan ini bisa digarap dengan seoptimal mungkin dan aman, jadi bisa optimal seperti yang diharapkan 9,5 juta ton produksi LNG bisa dicapai,” kata Arifin.(*)

related posts

Leave a Comment